"Kehadiran bendungan juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal," kata Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam laman resmi Kemenpupr, 16 November 2022.
Pengisian awal (impounding) bendungan dilakukan pada akhir 2022, sehingga dapat segera dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi seluas 588 hektare di Daerah Irigasi Bungkulan dan Daerah Irigasi Bulian.
Bendungan Tamblang menjadi bendungan dengan inti aspal pertama yang dibangun di Indonesia (Asphalt Core Concrete Embankment Dam - ACCED). Teknologi ini bisa menjadi contoh untuk pembangunan bendungan di Indonesia karena lebih murah dan lebih stabil serta fleksibel.
Desain awal pembangunan bendungan menggunakan Inti Clay yang diubah menjadi Inti Aspal. Metode teknik konstruksi bendungan Inti Aspal diklaim pertama kali digunakan di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Pembangunan yang melibatkan ahli dari luar negeri yang mempunyai pengalaman membangun bendungan dengan Inti Aspal, seperti Cina dan Norwegia.
Keuntungan dari metode Inti Aspal secara waktu lebih cepat dibandingkan Inti Clay atau Lempung. Selain itu, Inti Aspal juga bersifat lebih kedap, biaya lebih murah, serta mereduksi masalah lingkungan di sekitar lokasi proyek pembangunan bendungan.
Bendungan Tamblang merupakan bendungan dengan tipe Zona Inti Tegak dengan panjang 260 meter dan tinggi puncak 70 meter, dilengkapi terowongan pengelak tipe tunnel tapal kuda dengan diameter 4,50 meter panjang 3,55 meter. Sumber air bendungan berasal dari Tukad Daya dengan luas genangan 35,85 hektare.
Konstruksi bendungan dikerjakan oleh kontraktor PT Pembangunan Perumahan (PP) - Adijaya (KSO) di antaranya meliputi jalan masuk, jalan inspeksi, bangunan fasilitas, bangunan pelimpah (spillway), bendungan utama (main dam), bangunan pengambil (intake), dan terowongan pengelak.
Terowongan kuno
Keunikan lain Bendungan Tamblang adalah ditemukannya terowongan kuno saat pembangunan, seperti dikutip dari laman kemendikbud. Balai Arkeologi Bali melakukan observasi dan survei di lokasi terowongan dan sekitar Bendungan Tamblang,
Menurut informasi yang diperoleh dari Tim Proyek Pembangunan Bendungan Tamblang, yang diwakili oleh senior geologist Herry Suwondo, terdapat 8 titik lokasi ditemukannya terowongan air yang semula diduga dibuat pada masa pendudukan Belanda di Bali.
Namun hanya dua lokasi yang dapat diamati karena menyangkut faktor keamanan pengunjung proyek. Terowongan lokasi 1 terletak tepat pada sumbu bendungan, memiliki panjang 480 meter. Setelah dilakukan observasi ke dalam terowongan, terdapat bekas-bekas pengerjaan oleh manusia dan beberapa ceruk kecil yang diduga sebagai tempat meletakkan sumber cahaya untuk penerangan.
Selanjutnya: ditemukan 3 buah sarkofagus yang terletak di tegalan ...