Terowongan lokasi 2 terletak di sebelah selatan (hulu) Sungai Aya atau Tukad Aya. Terowongan ini belum terganggu oleh pengerjaan proyek bendungan. Setelah diselidiki, tampaknya sedimen sungai sudah masuk ke dalam lubang, sehingga tidak memungkinkan untuk masuk lebih jauh ke dalamnya. Namun berdasarkan perkiraan dimensinya sama dengan terowongan di lokasi 1 yaitu lebar mulut 70 sentimeter dan tinggi 170 sentimeter. Lokasi ini nantinya akan menjadi dasar bendungan dengan kedalaman sekitar 170 meter.
Selain temuan fitur terowongan atau saluran air, di sekitar lokasi proyek Bendungan Tamblang, juga ditemukan 3 buah sarkofagus yang terletak di tegalan dan halaman rumah penduduk setempat. Sarkofagus merupakan kubur batu yang terdiri dari wadah dan tutup yang umumnya terdapat tonjolan pada ujungnya.
Lokasinya terletak di atas lokasi terowongan 2 Tukad Aya. Ketiga sarkofagus berbahan tufa, dengan tonjolan sederhana berbentuk segiempat pada keempat sisi, namun hanya bagian wadah saja. Satu sarkofagus yang paling besar telah dibuatkan bangunan pelindung oleh almarhum penemunya dan posisinya masih di lokasi.
Dengan ditemukannya terowongan air kuno di lokasi Proyek Bendungan Tamblang, dan tiga buah sarkofagus di sekitarnya, secara kontekstal dapat dikaitkan dengan temuan serupa berupa terowongan atau gua, di Pura Gunung Lebah – Desa Suwug dan gua di Desa Sangsit Kecamatan, Sawan Kabupaten Buleleng.
Terowongan di Desa Sangsit sebelumnya pernah diteliti oleh Balai Arkeologi Bali pada tahun 2019, menunjukkan angka tahun 933 Saka (1011 Masehi) berdasarkan prasasti, atau inskripsi yang ditemukan pada dinding dekat mulut gua atau terowongan tersebut.
Temuan sarkeofagus mengindikasikan, terdapat budaya atau penghunian berlanjut di kawasan ini, sehingga memiliki makna yang sangat penting untuk dilestarikan dan selanjutnya dapat memperkaya khasanah kesejarahan khususnya peradaban Bali Utara.
Penemuan terowongan kuno pada saat penggalian tubuh bendungan sudah didiskusikan dengan pihak terkait, seperti Balai Arkeologi dan lain-lain. Disepakati, terowongan kuno yang ada di tubuh bendungan dibongkar dan dicor dengan beton K225, agar tidak terjadi rembesan melalui tubuh bendungan.
Namun, untuk terowongan kuno di luar tubuh bendungan tidak dibongkar. Masyarakat dan tokoh masyarakat setuju, dan berterimakasih kepada proyek karena mewujudkan cita-cita dari leluhur abad 11 untuk mengairi daerah irigasi di hilir bendungan.
Bendungan Tamblang merupakan salah satu dari sembilan bendungan yang ditergetkan selesai dibangun di akhir tahun 2022. Lima bendungan yang selesai dikerjakan, yakni: Bendungan Semantok di Nganjuk, Bendungan Ciawi di Bogor, Bendungan Sukamahi di Bogor, Bendungan Beringin Sila di Sumbawa, dan Bendungan Tamblang.
M JULNIS FIRMANSYAH
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini