Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cuaca Buruk, Nelayan di Bengkulu Tak Melaut Sejak Awal November

image-gnews
Nelayan tengah merajut jala di kawasan Kalibaru, Jakarta, Kamis 10 November 2022. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan kecil, KKP melakukan kolaborasi termasuk melalui penelitian untuk pemberdayaan nelayan dan pengelolaan pesisir demi penguatan program-progam berbasis ekonomi biru yang sudah dirancang. Tempo/Tony Hartawan
Nelayan tengah merajut jala di kawasan Kalibaru, Jakarta, Kamis 10 November 2022. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan kecil, KKP melakukan kolaborasi termasuk melalui penelitian untuk pemberdayaan nelayan dan pengelolaan pesisir demi penguatan program-progam berbasis ekonomi biru yang sudah dirancang. Tempo/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Nelayan di Kota Bengkulu tidak melaut untuk sementara waktu lantaran cuaca buruk. Gelombang tinggi di perairan telah terjadi sejak beberapa hari ke belakang. 

"Sejak beberapa waktu ini kami tidak melaut karena kondisi angin yang menyebabkan terjadinya gelombang tinggi," kata nelayan di Kelurahan Malabero Kecamatan Teluk Segara, Oswadi, di Kota Bengkulu, Ahad, 27 November 2022. 

Adapun nelayan di Kota Bengkulu tidak melaut sudah sejak awal November 2022. Apabila para nelayan tetap memaksakan diri untuk melaut dengan kondisi gelombang yang tinggi, kata dia, jumlah tangkapan yang mereka peroleh sedikit. 

Baca juga: Indonesia Intens Cuaca Ekstrem, Menteri PUPR Desak Pengembang Bangun Infrastruktur Tahan Bencana

Hal senada juga disampaikan nelayan Kelurahan Malabero lainnya, yaitu Ali Muzar. "Aktivitas kami saat ini hanya duduk di pinggir laut sambil memperbaiki jaring alat untuk menangkap ikan," ujarnya.

Akibat tidak menangkap ikan, pendapatan para nelayan berkurang. Mereka kebingungan untuk mendapatkan pemasukan guna memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pulau Baai Kota Bengkulu menjelaskan tingginya gelombang laut disebabkan oleh aktivitas awan cumolunimbus. Aktivitas awan tersebut menyebabkan angin kencang dan yang sehingga menimbulkan ombak tinggi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Namun setelah awan tersebut hilang maka kondisi ombaknya akan kembali normal," tutur Kasi Data dan Informasi BMKG Bengkulu, Anang Anwar.

Hingga akhir November 2022, diperkirakan tinggi gelombang di Perairan Bengkulu berkisar 1,25 meter hingga 2,50 meter. Meski tinggi gelombang masih tergolong sedang, kecepatan angin rata-rata sudah berkisar 5-10 knots dengan kecepatan angin maksimal mencapai 20 knots.

ANTARA

Baca juga: Setelah Modifikasi Cuaca Berhasil di G20, Luhut Ingin RI Punya Lembaga Khusus

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polisi Larang Sepeda Listrik Beroperasi di Jalan Raya

1 hari lalu

Kepala Kepolisian Resor Mukomuko AKBP Yana Supriatna, Sabtu, 27 April 2024. Foto: ANTARA/Ferri.
Polisi Larang Sepeda Listrik Beroperasi di Jalan Raya

Polres Mukomuko, Bengkulu, melarang sepeda listrik beroperasi di jalan raya usai menerima laporan pengguna kendaraan bermotor yang terganggu


KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

5 hari lalu

Kapal kecil nelayan Natuna saat melaut di pesisir Pulau Ranai. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.


Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

8 hari lalu

Beberapa nelayan Natuna yang ditangkap di Malaysia. Foto Istimewa
Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.


Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

8 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.


Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

12 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

13 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

19 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Bandung Raya Diprediksi Cerah Saat Salat Idul Fitri, Masuk Peralihan Menuju Kemarau

21 hari lalu

Ilustrasi Cuaca Cerah Berawan. Tempo/Fardi Bestari
Bandung Raya Diprediksi Cerah Saat Salat Idul Fitri, Masuk Peralihan Menuju Kemarau

BMKG memperkirakan cuaca Bandung Raya cenderung cerah berawan sejak dinihari menuju hari Idul Fitri, Rabu, 10 April 2024.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

23 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Peristiwa Kapal Wisata Tenggelam di Kitaran Labuan Bajo, Terbaru Kapal Wisata White Pearl Karam

24 hari lalu

Kapal wisata White Pearl tenggelam di sekitar Pulau Kanawa, Labuan Bajo. Jumat 5 April 2024. Foto: Istimewa
Peristiwa Kapal Wisata Tenggelam di Kitaran Labuan Bajo, Terbaru Kapal Wisata White Pearl Karam

Deretan peristiwa kapal wisata tenggelam di kitaran Labuan Bajo. Terbaru kapal wisata White Pearl, pada Jumat, 5 April 2024.