Adapun pada Senin lalu, 19 September 2022, kurs rupiah ditutup melemah 23 poin atau 0,15 persen ke posisi Rp 14.978 per dolar AS. Padahal pada penutupan perdagangan sebelumnya rupiah berada di level Rp 14.955 per dolar AS.
Hal senada disampaikan oleh Macro Equity Strategis Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi. Ia memperkirakan Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga menjadi 5,75 persen untuk menjaga selisih suku bunga Indonesia dengan Amerika Serikat di 100 basis poin.
Meski begitu, kata Lionel, ada kemungkinan bank sentral akan mempertahankan sikap pro-pertumbuhannya tahun depan dengan menjaga kenaikan suku bunga selambat mungkin. "Sebesar 25 basis poin per bulan,” tuturnya.
Dengan asumsi BI masih bersedia mempertahankan spread suku bunga Indonesia-AS pada 100 bps, Lionel memprediksi BI 7-day reverse repo rate akan mencapai 5,75 persen pada April 2023. Dengan skenario ini, rupiah bakal menghadapi periode yang cukup bergejolak, mulai dari minggu terakhir bulan ini hingga awal kuartal II/2023.
“Rupiah kemungkinan bergerak dengan volatitas tinggi di kisaran Rp 15.000 - 16.000 per dolar AS," tutur Lionel.
ANTARA | BISNIS
Baca: 3 Opsi Pembatasan BBM Bersubsidi di Meja Jokowi, Menteri ESDM: Tinggal Dipilih Saja
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini