Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Suku Bunga Acuan Naik, Dirut Bank Mandiri Cenderung Waspadai Kenaikan GWM

image-gnews
Darmawan Junaidi, Direktur Treasury, International Banking, and Special Asset Management Bank Mandiri. Foto/bankmandiri.co.id
Darmawan Junaidi, Direktur Treasury, International Banking, and Special Asset Management Bank Mandiri. Foto/bankmandiri.co.id
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Darmawan Junaidi merespons kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen.

Menurut dia, kebijakan suku bunga acuan yang ditempuh dewan gubernur Bank Indonesia itu harus dilihat sebagai upaya bank sentral menjaga upaya momentum pemulihan ekonomi Indonesia. Apalagi setelah terdampak Pandemi Covid-19 ekonomi Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan yang solid.

"Kebijakan moneter dan peningkatan suku bunga acuan yang telah diputuskan BI tersebut tentunya perlu kita cermati sebagai keputusan strategis untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi," kata dia di acara Mandiri Investasi, Jakarta, Kamis, 25 Agustus 2022.

Ia mengatakan kondisi makro ekonomi Indonesia masih terjaga kondusif. Tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga kuartal II - 2022 sebesar 5,44 persen secara tahunan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 

"Berbagai leading indicators seperti indeks keyakinan juga menunjukkan kondisi fundamental perekonian Indonesia yang tetap baik namun demikian kita tetap selalu perlu aware terhadap challenge yang akan dihadapi di sisa 2022," ucapnya.

Di tengah terus membaiknya pertumbuhan ekonomi itu, kata dia, Indonesia menghadapi ancaman tingginya harga-harga barang atau inflasi yang menyebabkan dewan gubernur BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan setelah 18 bulan ditahan di level 3,5 persen.

"BI juga memproyeksikan tingkat inflasi hingga akhri 2022 di mana inflasi Indonesia diproyeksikan akan berada di level 5,24 p dengan core inflation 4,15 persen yang utamanya terkait adanya potensi tekanan dari peningkatan komoditas energi dan bahan pangan," kata dia.

Tapi, Darmawan mengingatkan, seiring dengan tingginya proyeksi angka inflasi itu, dewan gubernur BI juga memberikan sinyal bahwa tingkat inflasi 2022 bersifat temporer sehingga akan kembali ke level sesuai target 3 plus minus satu persen pada 2023.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Oleh sebab itu, Darmawan berujar, Bank Mandiri akan menyikapi tingkat suku bunga acuan terbaru ini dengan tetap mendukung pemulihan perekonomian domestik. Seiring dengan kondisi likuiditas dan fungsi intermediasi perbankan dalam negeri yang hingga saat ini masih relatif baik.

Kendati begitu, pihaknya mewaspadai normalisasi kebijakan likuiditas BI melalui kenaikan instrumen Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah secara bertahap walaupun diiringi pemberian insentif GWM yang berlangsung tanpa mengganggu kondisi likuiditas dan intermediasi perbankan.

Mengutip definisi OJK, secara harfiah, giro wajib minimum adalah dana atau simpanan minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro yang ditempatkan di Bank Indonesia. Besaran Giro Wajib Minimum (GWM) ditetapkan oleh bank sentral berdasarkan persentase dana pihak ketiga yang dihimpun perbankan.

"Meskipun kita tetap perlu waspada terkait peningkatan GWM (Giro Wajib Minimum) BI pada September 2022 ini begitu pula kepercayaan asing terhadap pasar modal Indonesia yang relatif masih terjaga terlihat dari inflow asing ke instrumen investasi dalam negeri yang stabil," ucap Darmawan.

Ke depan, dia memastikan, Bank Mandiri dan seluruh anak usaha akan secara konsisten melakukan evaluasi dan kajian terhadap dinamika kondisi makro ekonomi sehingga terus melakukan langkah stratagis untuk mendukung pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Baca Juga: Rupiah Menguat ke Level Rp14.828 per Dolar AS Hari Ini

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

23 jam lalu

Seorang pengrajin membuat tenun dalam rangkaian acara Festival Rimpu Mantika di Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu, 27 April 2024 (TEMPO/Akhyar M. Nur)
Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.


Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

1 hari lalu

Logo Bank Mandiri. Free Vector CDR
Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.


Bank Mandiri Yakin Suku Bunga Acuan Turun di Akhir Tahun

1 hari lalu

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi (tengah) didampingi Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana, dan Direktur Retail Mandiri Sekuritas Theodora Manik dalam peluncuran MOST Priority di Jakarta, Jumat (26/5/2023). ANTARA/HO-MandiriSekuritas/pri
Bank Mandiri Yakin Suku Bunga Acuan Turun di Akhir Tahun

Bank Mandiri menilai suku bunga acuan berpotensi turun pada kuartal IV 2024.


Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

1 hari lalu

Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.


Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.


BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

1 hari lalu

BRI dan Alipay. foto/bri.co.id dan global.alipay.com
BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.


BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar
BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.


BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

2 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.


Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersiap memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur tambahan di kantor pusat BI, Jakarta, 30 Mei 2018. Bank Indonesia memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7-days repo rate 25 basis poin menjadi 4,75 persen untuk mengantisipasi risiko eksternal terutama kenaikan suku bunga acuan kedua The Fed pada 13 Juni mendatang. TEMPO/Tony Hartawan
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.


Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 hari lalu

Ilustrasi Kredit Perbankan. shutterstock.com
Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.