TEMPO.CO, Jakarta - Bulog menargetkan Indonesia terbebas dari impor beras hingga akhir 2023. Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal menyatakan target itu perlu disertai dengan penguatan peran Bulog.
Dia menyebut saat ini peran Bulog dalam mengelola komoditas pangan sangat kecil. “Sebelumnya perlu diperkuat dulu Bulog sebagai lembaga penyangga. Karena, Bulog hanya mengelola sekitar 10 persen dari seluruh produksi,” ujar Faisal saat dihubungi Tempo, Rabu, 11 Mei 2022.
Faisal mengatakan selama ini persoalan beras di Indonesia adalah perbedaan waktu produksi atau panen di berbagai daerah. Dia mencontohkan, ada daerah yang umumnya melalui masa panen lebih dulu dibandingkan dengan daerah lain.
Walhasil, persebarannya tak merata. Karena itu, persoalan pasokan yang tersedia perlu diperhatikan. Selain itu, persoalan tersebut dianggap perlu diminimalisasi dan dikelola agar tidak menjadi hambatan dalam pendistribusian pasokan beras.
“Jangan sampai ketika demand meningkat, supply-nya baru dari beberapa daerah,” tutur Faisal.
Kemarin, Direktur Utama Bulog Budi Waseso alias Buwas mengatakan saat ini stok beras yang tersimpan di gudang perusahaan di seluruh Indonesia melimpah di atas batas aman ketersediaan. Ia menuturkan stok beras mencapai 1 juta ton atau berada pada batas aman ketersediaan beras yang ditetapkan pemerintah, yakni 1 sampai 1,5 juta ton.
“Beras jumlahnya sangat aman, ada 1 juta ton dan akan bertambah,” tutur Buwas.
Karena itu, negara tidak lagi perlu mengimpor. Kalau pun ada impor beras, menurut Buwas, itu merupakan impor beras khusus, seperti beras basmati, beras ketan, atau beras premium lainnya. Menurut Buwas, jumlah impor beras khusus tidak banyak dan bukan untuk kebutuhan umum.
Buwas memastikan stok beras dalam negeri masih akan terus bertambah. Saat ini Bulog masih melakukan pengadaan gabah beras pertani di seluruh Indonesia. Bulog pun sudah menyerap 256 ribu ton gabah beras.
Menyitir data dari Kementerian Pertanian, dia memprediksi stok beras dari Indonesia akan surplus. Bahkan, negara memungkinkan melakukan ekspor. Saat ini pemerintah sedang menjajaki Timor Leste untuk melakukan ekspor beras, khususnya beras asal Merauke.
“Dengan adanya tol laut, beras dari Merauke bisa didistribusikan untuk ekpor ke beberapa wilayah termasuk Timor Leste,” ujar Buwas.
Baca juga: Bulog Bersiap Distribusikan Minyak Goreng Curah Rp 14.000, Ekonom Ingatkan 2 Hal
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.