TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko angkat bicara soal lonjakan harga daging sapi di dalam negeri yang belakangan diikuti oleh aksi mogok para penjual di pasar. Ia menyatakan meroketnya harga daging sapi di dalam negeri dipicu oleh kenaikan harga sapi bakalan impor dari Australia.
Pada bulan Januari lalu, harga daging sapi bakalan impor naik menjadi US$ 4,2 bobot hidup, dari sebelumnya US$ 3,8 per kilogram. Kenaikan harga terus berlanjut hingga bulan Februari mencapai US$ 4,5 per kilogram.
Kenaikan harga daging sapi bakalan impor ini yang kemudian memicu lonjakan harga daging sapi secara signifikan di dalam negeri. Bila dirata-rata nasional, harga daging sapi pada 25 Februari 2022 sebesar Rp 125.550 per kilogram, atau naik 4,9 persen dibanding periode serupa tahun lalu yang sebesar Rp 119.750 per kilogram.
Adapun harga daging sapi tertinggi berada di Provinsi Aceh mencapai Rp 140.650 per kilogram. Sedangkan harga komoditas itu di Provinsi DKI Jakarta sebesar Rp 140.000 per kilogram.
Oleh karena itu, menurut Moeldoko, pemerintah perlu mencari alternatif negara asal daging sapi impor selain Australia. Hal ini harus dilakukan segera agar keterjangkauan harga dan kecukupan ketersediaan daging sapi bisa dipenuhi menjelang Lebaran 2022.
“Selain Australia yang mampu memenuhi permintaan daging sapi dalam negeri dengan harga terjangkau," ujar Moeldoko, Selasa, 1 Maret 2022. "Ini perlu dilakukan dengan cepat."
Pernyataan tersebut disampaikan Moeldoko dalam rapat koordinasi dengan beberapa elemen kementerian dan lembaga terkait dan para perwakilan asosiasi daging sapi nasional, di Gedung Bina Graha, Jakarta.