TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 535 pengaduan diterima Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI sepanjang tahun 2021. Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, menyebutkan mayoritas pengaduan yang masuk terkait dengan layanan sektor jasa keuangan.
Jumlah ini pengaduan ini naik ketimbang tahun sebelumnya yang sebanyak 402 pengaduan. Namun bila dibandingkan dengan negara-negara maju, jumlah pengajuan ini lebih rendah. Hal tersebut tercermin dari rendahnya Indeks Keberdayaan Konsumen (IKK) dengan skor indeks baru mencapai 50,39 persen pada 2021.
Tulus menjelaskan, berdasarkan laporan yang masuk, pengaduan sektor jasa keuangan tertinggi mencapai 49,60 persen sepanjang 2021. "Sektor tersebut terdiri dari bank, pinjaman online, leasing, asuransi, uang digital dan investasi," ujarnya dalam konferensi pers, Jumat, 7 Januari 2022.
Aduan kedua berasal dari sektor e-commerce sebesar 17,2 persen yang terdiri dari belanja online dan transportasi online. Selanjutnya diikuti oleh telekomunikasi 11,4 persen, perumahan 4,9 persen dan listrik 1,7 persen.
Adapun pengaduan dari sektor jasa keuangan, datanya meningkat pesat dari 2020 yang sebesar 33,5 persen. Sementara e-commerce juga meningkat sebesar 12,7 persen dari tahun lalu. Pun dengan telekomunikasi yang naik dari 8,3 persen.
YLKI juga mencatat aduan dari sektor perumahan cenderung turun bila dibandingkan tahun 2020 yang sebesar 5,7 persen. Pengaduan listrik menurun cukup drastis dibandingkan 2020 mencapai 8,2 persen.