TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna mengatakan telah dilakukan penggalangan dana sebesar Rp 32,26 triliun dari instrumen saham dan Rp 83,3 triliun dari penerbitan Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) hingga 12 November 2021.
"Apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020, penggalangan dana dari pencatatan saham mengalami kenaikan sebesar 518 persen dan untuk EBUS mengalami kenaikan sebesar 14,3 persen," kata Nyoman Yetna dalam keterangan tertulis Ahad, 14 November 2021.
Dia juga menuturkan ihwal pipeline, di mana apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020, jumlah calon Perusahaan Tercatat saham dalam pipeline naik sebesar 45 persen dan nilai penerbitan EBUS diperkirakan akan naik sebesar 81,3 persen.
"Berdasarkan data di atas, kami optimis bahwa prospek dan target penggalangan dana di Pasar Modal Indonesia pada tahun 2022 akan lebih baik," ujarnya.
Dia juga mengatakan OJK bersama dengan SRO Pasar Modal (BEI, KPEI, KSEI) bersikap adaptif terhadap perkembangan bisnis dan industri perusahaan-perusahaan di tanah air. Melalui rancangan beberapa peraturan baru yang diharapkan dapat berlaku segera antara lain seperti perubahan Peraturan I-A dan juga rancangan POJK Saham Hak Suara Multipel.
"Kami berharap hal tersebut dapat menjadi booster, sehingga nantinya lebih banyak perusahaan yang dapat mengakses Pasar Modal Indonesia dan tercatat di BEI dengan kuantitas, kualitas, dan nilai proceed yang lebih baik," kata dia.
HENDARTYO HANGGI
BACA: IHSG Diprediksi Melemah Besok, Cermati Sejumlah Saham yang Dijagokan