TEMPO.CO, Jakarta - Harga Bitcoin pada Senin, 1 Maret 2021, melonjak 8 persen ke US$ 48.861,48 atau sekitar Rp 697,4 juta (asumsi kurs 14.274 per dolar AS) setelah sebelumnya sempat melemah beberapa hari sebelumnya.
Dengan begitu, nilai mata uang digital ini telah meroket lebih dari 76,2 persen dari level terendahnya pada awal Januari tahun ini US$ 27.734. Pada tahun ini Bitcoin sempat menembus rekor tertinggi pada 21 Februari lalu di level US$ 58.354,14 atau sekitar Rp 832,6 juta.
Kenaikan harga juga terjadi pada Ether yang menguat 8,74 persen menjadi US$ 1.546,06 atau sekitar Rp 22,05 juta. Koin yang terhubung ke jaringan blockchain (sistem penyimpanan data digital yang terdiri dari banyak server) naik US$ 124,29 atau sekitar Rp 1,77 juta dari posisi sebelumnya.
Sebelumnya, pada akhir pekan lalu, Bitcoin masih anjlok ke level US$ 43.165,78 atau sekitar Rp 615,48 juta. Artinya, harga mata uang digital tersebut merosot US$ 2.944,2 atau sekitar Rp 42 juta.
Pamor Bitcoin melejit seiring meningkatnya keyakinan bahwa mata uang digital itu akan menjadi sarana investasi dan pembayaran utama.
Sejumlah perusahaan besar seperti Bank New York Mellon, manajer aset BlackRock Inc dan raksasa kartu kredit Mastercard Inc, misalnya, telah mendukung mata uang kripto tersebut. Tesla Inc, Square Inc, dan MicroStrategy Inc pun sudah berinvestasi dalam Bitcoin.
Meski begitu, tak sedikit pejabat dan pengusaha yang kontra terhadap Bitcoin. Sebut saja pendiri Microsoft Bill Gates yang menilai mata uang digital tersebut tak harus dibeli oleh masyarakat umum.