TEMPO.CO, Jakarta - Untuk pertama kalinya sejak 29 tahun terakhir, Australia mengakhiri periode bebas resesi. Dilansir dari Bloomberg pada Rabu 3 Juni 2020, data dari The Reserve Bank of Australia (RBA) menyatakan bahwa Produk Domestik Bruto Australia telah turun 0,3 persen pada tiga bulan terakhir tahun 2019.
Penurunan PDB ini juga menjadi penurunan pertama dalam satu kuartal sejak tahun 2011. Angka konsumsi rumah tangga juga terpangkas 1,1 persen yang membuat angka PDB turun 0,6 persen.
Sementara itu, belanja negara Australia mengalami kenaikan 1,8 persen yang berkontribusi terhadap penambahan PDB Australia sebesar 0,3 persen. Adapun, nilai dolar Australia juga tergelincir pada posisi 69,46 sen AS setelah sebelumnya berada di angka 69,69 sen AS.
The Reserve Bank of Australia telah menurunkan biaya pinjaman dengan target imbal hasil obligasi sebesar 0,25 persen. Selain itu, pemerintah Australia juga telah menyuntikkan miliaran dolar untuk membantu tempat usaha dan keluarga yang terdampak pandemi ini.
Gubernur RBA Philip Lowe mengatakan, hal terpenting untuk mengatasi resesi ekonomi saat ini adalah mengembalikan usaha-usaha yang terdampak dan menggenjot konsumsi rumah tangga, serta menekan angka pengangguran. Menurutnya, dengan penurunan angka kasus positif di negara itu, beberapa sektor usaha dapat dibuka lebih cepat dari perkiraan.
Baca Juga:
“Meski begitu, pandemi ini akan memiliki efek jangka panjang terhadap perekonomian. Dalam beberapa waktu ke depan, perekonomian akan amat bergantung pada kepercayaan diri masyarakat dan pelaku usaha terhadap kondisi pandemi ini dan keuangan mereka,” jelas Lowe.