TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjamin jumlah Tenaga Kerja Asing atau TKA Cina, yang bekerja di kawasan industri Morowali dan Konawe akan berkurang tiga tahun mendatang.
Para TKA Cina tersebut nantinya akan digantikan oleh tenaga-tenaga kerja dalam negeri.
"TKA berkurang karena sekolah Politeknik akan menempatkan mahasiswanya di sana. Bahkan saat ini, mereka (mahasiswa) sudah praktik lapangan juga di kawasan industri itu," tutur Menko Luhut Pandjaitan dalam diskusi bersama Medcom Id, Senin petang, 2 Juni 2020.
Menurut Luhut, total pekerja yang bertugas di Morowali dan Konawe saat ini mencapai 40 ribu orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 5.000 pekerja merupakan TKA. Sedangkan sisanya adalah tenaga kerja dalam negeri.
Luhut menjelaskan, tenaga kerja dari luar negeri saat ini masih dibutuhkan untuk keperluan transfer teknologi. Setelah industri itu berjalan, ia meyakini jumlah serapan tenaga kerja domestik akan lebih besar. "Untuk di Konawe Utara nanti angka tenaga kerjanya bisa sampai 100 ribu orang," ucapnya.
Beberapa waktu lalu, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tersebut sempat menyebut rencana 500 TKA Cina masuk ke Konawe pada Juni atau Juli. Menurut dia perusahaan yang menaungi para pekerja itu, yakni PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS), sedang menyelesaikan proses perizinannya.
Adapun perusahaan yang membutuhkan TKA Cina ini tengah membangun pabrik HPAL (High Pressure Acid Leaching) yang berfokus pada sektor industri baterai lithium. Para TKA Cina tersebut didatangkan karena memiliki latar belakang kemampuan di bidang teknologi terkait.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | EKO WAHYUDI