TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat 1,02 persen ke level 4.557,79 pada penutupan sesi I perdagangan hari ini, Jumat 3 April 2020. Penguatan ini diprediksi karena ditopang oleh penguatan harga saham-saham oversold atau sudah jenuh jual.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan bahwa penguatan IHSG pada sesi I ini ditopang oleh emiten perbankan yang sebelumnya sudah mencapai oversold. Hal ini membuat valuasi saham-saham seperti BBNI dan BMRI menarik untuk investor.
Baca juga:
“Karena pada saat ini pelaku pasar mulai membeli saham yang sudah oversold, menyebabkan saham yang relatif lebih ‘murah’ lah yang saat ini mendapat kesempatan untuk naik harganya,” jelasnya kepada Bisnis, Jumat 3 April 2020.
Selain itu, dia mengatakan, kenaikan IHSG juga ditopang oleh menghijaunya sejumlah emiten di sektor komoditas, khususnya yang berkaitan dengan minyak. Kondisi ini terjadi lantaran harga minyak mengalami penguatan sekitar 24 persen.
“Kenaikan harga minyak sebesar juga ikut menyumbangkan kenaikan pada emiten seperti MEDC dan ELSA, ditambah lagi karena banyak emiten di IHSG yang berbasiskan komoditas substitusi untuk minyak, seperti batubara dan sawit, yakni PTBA, ADRO, dan LSIP, juga ikut menopang,” tuturnya.
Sebagaimana diketahui, IHSG parkir di level 4.577,793, naik 1,02 persen atau 46,108 poin pada sesi pertama perdagangan Jumat. Pada pembukaan perdagangan, Indeks terpantau menguat 1,16 persen menjadi 4.584. Lebih lanjut, pada pertengahan perdagangan, IHSG sempat meroket ke level 4.594,55.