TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan angkat bicara menanggapi rencana bisnis Lion Air Group yang tengah mempersiapkan diri melaksanakan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) yang dilakukan pada tahun ini.
"Itu pure bisnis. Kami selaku regulator tidak mengatur," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana B. Pramesti, Kamis, 10 Oktober 2019. Ia menyebutkan, langkah tersebut merupakan murni urusan bisnis dalam sebuah perusahaan. Kementerian Perhubungan tidak mengatur hingga ke ranah tersebut.
Meski begitu, pemerintah selalu mengimbau kepada seluruh maskapai penerbangan di Indonesia untuk mematuhi prinsip 3S + 1 C dalam penerbangan yaitu keselamatan, keamanan, layanan, dan kepatuhan pada aturan yang berlaku (safety, security, service dan compliance). Keselamatan harus menjadi hal yang utama dalam setiap penerbangan.
Pernyataan Polana menanggapi rencana maskapai itu melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia yang disampaikan oleh Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait sebelumnya. Dana yang ditargetkan cukup besar, tanpa menyebutkan nilai spesifik. "Kami rencana (IPO) tahun ini. Dana untuk memperkuat struktur keuangan," kata Edward beberapa waktu lalu.
Edward menjelaskan perkuatan struktur keuangan yang dimaksud adalah diharapkan dana hasil IPO bisa memberikan keleluasaan untuk pengembangan usaha grup maskapai milik Rusdi Kirana tersebut. Berdasarkan informasi yang beredar, Lion Air menargetkan dapat menghimpun dana hingga US$ 1 miliar melalui IPO tersebut.
Data CAPA Centre of Aviation pada tahun 2017 menyebutkan Lion Air Group menguasai separuh dari pangsa pasar penumpang domestik di Indonesia. Jumlah penumpang yang diterbangkan oleh Lion Air Group mencapai 48,97 juta orang dengan perincian Lion Air sebanyak 33,13 juta orang, Batik Air sebanyak 10,07 juta orang dan Wings Abadi Airlines sebanyak 5,8 juta orang.
Lion Air tercatat memiliki armada pesawat paling banyak dibandingkan pesaing utamanya Garuda Indonesia Group. Per awal 2019, maskapai tersebut punya 315 unit pesawat.
BISNIS