TEMPO.CO, Jakarta - Satu lagi perusaahaan maskapai penerbangan yang akan menjadi emiten dengan memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia atau BEI. Maskapai yang siap go public itu adalah yaitu PT Lion Mentari Tbk. yang mengoperasikan pesawat Lion Air.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setya, mengungkapkan bahwa Lion Air akan menggelar mini expose dalam rangka penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada pekan depan.
"Lion nanti dalam minggu depan mini expose. Ke depan juga lumayan, dari 30 [pipelineIPO] tentunya relatif sekuensial untuk mini expose akan cukup banyak," kata Nyoman di Jakarta, Rabu 9 Oktober 2019.
Dirinya berharap, dari 30 calon emiten yang sudah masuk ke dalam pipeline BEI dapat menyampaikan informasi secara lengkap sehingga otoritas bursa bisa memproses prosedur IPO dengan lebih cepat.
Selain itu, bursa juga masih menunggu calon emiten yang ingin menjadi perusahaan tercatat dengan menggunakan buku audit Juni 2019.
Pada Rabu, jumlah perusahaan tercatat di BEI telah mencapai 40 emiten dengan masuknya PT Trinitan Metals and Minerals Tbk. Apabila 30 perusahaan yang ada dalam pipeline BEI merealisasikan IPO pada tahun ini, jumlah emiten baru mencapai posisi tertingginya sepanjang sejarah yaitu sebanyak 70 perusahaan pada 2019.
Di luar itu, lanjut Nyoman, pihak bursa juga telah bertemu dengan 5 perusahaan lainnya yang sudah berkomitmen bakal memasukkan dokumen untuk IPO pada kuartal IV/2019 ini. Dengan demikian, jumlah 75 pencatatan efek baru yang ditargetkan bursa pada awal tahun ini sementara dapat dikatakan tercapai.
Dari sisi pencatatan lewat papan baru yaitu papan akselerasi, sejauh ini Nyoman menyampaikan belum ada calon emiten yang akan tercatat di sana. "Papan akselerasi belum ada yang submit karena yang menyampaikan dengan POJK 53 dan 54 sebelumnya sudah bisa masuk ke papan pengembangan," imbuh Nyoman.
Maskapai Lion Air baru-baru ini banyak diberitakan karena kasus kebocoran data penumpang yang dialami Lion Air Group yang beroperasi di Malaysia, yakni Malindo Air. Akibat kejadian ini, Lion Air sempat dipanggil Kementerian Perhubungan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk dimintai keterangan dan tanggung jawab.
BISNIS