TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memastikan bank sentral selalu berada di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai fundamental. Caranya, saat terjadi outflow BI akan melakukan intervensi, baik di pasar valuta asing maupun pembelian Surat Berharga Negara atau SBN dari pasar sekunder.
BACA: Demo Tak Reda, Kurs Rupiah Bisa Jeblok Hingga 14.700 per Dolar AS
Sejak awal tahun, kata Perry, BI telah membeli SBN di pasar sekunder sebesar Rp 19,47 triliun. "Ini umumnya SBN dan SBSN yang dilepas asing," ujar Perry di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis, 23 Mei 2019. Intervensi itu khususnya dilakukan saat periode outflow.
Di samping itu, BI juga membeli Surat Perbendaharaan Negara dan Surat Perbendaharaan Syariah Negara di pasar primer sebesar Rp 32,93 triliun sejak awal tahun. "Kami juga menyiapkan likuiditas."
BACA: Rupiah Bisa Tembus Rp 15 Ribu per USD jika Kerusuhan Berlanjut
Perry mengatakan nilai tukar rupiah hari ini menguat ke level Rp 14.470 - Rp 14.475 dengan dengan mekanisme pasar yang semakin meningkat. Kemarin, rupiah ditutup pada level Rp 14.520 - Rp 14.530 per dolar AS.
Perry mengatakan faktor global lebih dominan dalam mempengaruhi inflow maupun outflow portopolio asing dan dampaknya terhadap perkembangan moneter. Misalnya saja pekan lalu, ketika terjadi outflow eskalasi perang dagang Amerika Serikat dengan Cina.
"Setelah ada eskalasi itu outflow Rp 7,3 triliun, ini untuk SBN saja. Tapi, dua hari terakhir terjadi inflow Rp 1,7 triliun," ujar Perry. Karena itu, ia berpendapat bahwa faktor global, terutama ketegangan perdagangan antara AS dan Cina memang berpengaruh, tidak hanya untuk Indonesia tapi berbagai negara.
Dalam dua hari terakhir ini tercatat Rp 1,7 triliun dana asing masuk alias inflow melalui surat berharga negara. "Dipengaruhi, di samping ekspektasi perbaikan ekonomi Indonesia, juga terkait imbal hasil menarik SBN," ujar Perry.
Dengan demikian, sejak awal tahun duit asing yang masuk melalui SBN tercatat Rp 57 triliun. Berlanjutnya inflow, ujar dia, menunjukkan keyakinan pasar investor asing.
Baca berita tentang Rupiah lainnya di Tempo.co.