TEMPO.CO, Jakarta - Prospek (outlook) peringkat utang perbankan Indonesia diprediksi negatif dari sebelumnya stabil oleh Lembaga pemeringkat global Fitch Ratings. Meski begitu, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menampik anggapan tersebut. Sekretaris LPS Samsu Adi Nugroho menuturkan secara keseluruhan kondisi perbankan Indonesia masih kondusif.
Baca: 2019, Moody's: Kondisi Utang Perusahaan Nonkeuangan RI Stabil
“Kalau kami melihat perbankan masih baik-baik saja. CAR (capital adequacy ratio) masih oke, masih tertinggi. DPK (dana pihak ketiga) masih tumbuh terus,” kata Samsu, Selasa 4 Desember 2018.
Menurut Samsu, perbankan masih optimistis bahwa kondisi perbankan tahun depan tidak akan jauh berbeda dengan tahun ini. Hanya saja, Samsu menuturkan memang ada tantangannya pada tahun depan, seperti kondisi global yang masih dinamis, tahun politik, dan nilai kurs.
Namun, ia memastikan outlook negatif untuk rating utang bank 2019 tidak akan berdampak buruk bagi upaya bank menambah likuiditas pendanaan atau modal tahun depan.
Baca Juga:
“Tidak (terpengaruh), itu faktornya kan banyak. Investor asing masih banyak yang masuk untuk bisnis bank di Indonesia, artinya sebetulnya pasti dampak itu masih bisa di-manage, mereka sudah perhitungkan tantangannya pada tahun depan dalam rencana bisnis mereka," kata Samsu.
Salah satu pengurus Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) yang juga Direktur Bank BCA Santoso Liem menuturkan penurunan rating dari lembaga tersebut karena melihat dari outlook industri perbankan di Indonesia. Hal tersebut, kata dia, juga dipengaruhi karena kondisi ekonomi terhadap dampak global.