“Namun di luar rating country masih ada rating institusi, untuk itu kami tetap menjaga fundamental perusahaan kita tetap kokoh dan memiliki kinerja yang bagus. Saya pikir itu yang bisa kita lakukan," ujar Santoso.
Direktur Utama PT Bank Mayapada Haryono Tjahjarijadi menuturkan tidak mengetahui secara detail kriteria yang diterapkan oleh Fitch dalam memberikan rating utang perbankan pada suatu negara. Namun ia berpendapat baik atau buruknya kondisi perbankan tidak berdiri sendiri.
Namun, sangat berkaitan dengan kondisi ekonomi makro di Indonesia dengan para debitur yang memerlukan stabilitas ekonomi dan keamanan. “Secara umum baik, namun diperlukan upaya untuk terus menerus menstabilkan ekonomi makro mengingat kita semua sedang menghadapi tahun politik," kata dia.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Jahja Setiaatmadja menuturkan perbankan harus berhati-hati mengatur pertumbuhan kredit dan likuiditas sehingga kondisi perbankan akan tetap kondusif. "Kalau dari kami tetap menjaga agar LFR (Loan to Funding Ratio) jangan lebih dari 85 persen. Tahun depan bisa membaik asalkan kurs menguat dan harga minyak di luar negeri turun,” ujar Jahja.
Direktur Keuangan dan Treasuri BTN Iman Nugroho Soeko melihat turunnya rating kemungkinan terbesar karena adanya tingkat suku bunga di Indonesia yang meningkat. Sehingga, ada kemungkinan risiko kredit perbankan Indonesia juga meningkat dan margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) tertekan.
“Ini masih lebih kepada kondisi makro, jadi jika kondisi makro perbankan kita membaik nanti pasti outlook/ratingnya juga meningkat,” kata Iman.
Hal serupa juga dituturkan Wakil Direkrtur Utama BNI Herry Sidharta ia mencatat suku bunga naik selama sembilan bulan sudah mecapai 150 bps. Hal itu menyebabkan adanya kenaikan beban bunga disisi liabilitas.
Kenaikan rate acuan ini, kata dia, juga memberi tantangan likuiditas yang secara industri perbankan rata-rata sembilan bulan pertama berada di kisaran 92 persen. Artinya, jauh mengetat dibanding rata-rata pada periode yang sama tahun lalu, yaitu sekitar 89 persen.