TEMPO.CO, Jakarta - Analis Panin Sekuritas William Hartanto memperkirakan kurs rupiah akan menguat pada perdagangan hari ini, Rabu, 12 September 2018. William memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.700 - Rp 14.950 per dolar Amerika Serikat.
Baca: Respons Sandiaga Uno, Di Medsos Muncul Gerakan 100 Ribu Dapat Apa
"Sentimen positif data penjualan ritel yang lebih baik dari sebelumnya 2,3 persen menjadi 2,9 persen dan secara teknikal ada potensi menguat, kemarin USDIDR sudah mencapai 14.790," kata William saat dihubungi Rabu, 12 September 2018.
Sedangkan ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memperkirakan rupiah masih berpotensi kembali melemah. Rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp 14.820 - Rp 14.950 per dolar Amerika Serikat.
"Kemungkinan terjadi pelemahan masih besar karena investor mengantisipasi kenaikan Fed rate pada rapat FOMC (Federal Open Market Committee) pada 26 September mendatang," kata Bhima saat dihubungi.
Menurut Bhima ketidakpastian krisis di Turki dan Argentina masih menghantui pelaku pasar, sehingga mencari aset aman, seperti dolar AS. Bhima menilai Posisi Indonesia yang berada di urutan keenam dalam asesmen terbaru Vulnerability Index Bloomberg membuat khawatir dampak krisis menjalar ke Indonesia.
Dari dalam negeri, kata Bhima kebutuhan impor akan meningkat seiring persiapan memasuki musim libur panjang Natal dan Tahun Baru. "Kebutuhan impor menyebabkan defisit perdagangan melebar dan permintaan dolar naik signfikan," ujar Bhima.
Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di angka Rp 14.835 pada Senin, 10 September 2018. Angka tersebut menunjukkan penguatan 9 poin dari nilai sebelumnya, yaitu Rp 14.884 pada penutupan Jumat, 7 September 2018.
Sedangkan pada 10 September 2018, kurs jual US$ 1 terhadap rupiah, yaitu Rp 14.909 dan kurs beli Rp 14.761.