TEMPO.CO, Jakarta - Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta memperkirakan nilai tukar rupiah bergerak variatif dengan kecenderungan menguat pekan depan atau 10 - 14 September 2018. Nafan memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.730 - Rp 14.930 per dolar Amerika Serikat.
Baca juga: Anwar Nasution Sebut Jumlah Jamaah Haji RI Turut Lemahkan Rupiah
"Dari perspektif teknikal terlihat pola shooting star candle pada USDIDR weekly chart, dengan indikator RSI yang sudah menunjukkan overbought atau jenuh beli sehingga hal ini mengindikasikan adanya potensi apresiasi bagi rupiah terhadap dolar AS," kata Nafan saat dihubungi, Ahad, 9 September 2018.
Nafan mengatakan dari perspektif fundamental penerapan kebijakan fiskal dan moneter oleh pihak pemerintah dan Bank Indonesia, seperti menaikkan PPh impor, program B20, intervensi moneter serta penerapan kenaikan suku bunga pada sebelumnya, diharapkan mampu menjaga stabilitas rupiah.
"Adapun data makroekonomi domestik yang perlu dicermati adalah data Neraca Perdagangan yang diproyeksikan mengalami surplus," kata Nafan.
Jika hal tersebut, kata Nafan terjadi maka akan memberikan sentimen positif bagi rupiah.
Nafan mengatakan data-data makroekonomi AS juga penting untuk dicermati pada pekan depan, seperti data PPI, US Crude Oil Inventories, inflasi, dan penjualan ritel yang diprediksikan memberikan pergerakan variatif bagi dolar AS.
"Di sisi lain, adapun sentimen perang dagang, krisis finansial Turki, Venezuela maupun Argentina serta kenaikan suku bunga The Fed perlu dicermati oleh para pelaku pasar," kata Nafan.
Sedangkan analis Panin Sekuritas William Hartanto memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.800 - Rp 15.000 per dolar AS.
"Perang dagang AS - Cina memanas lagi, itu aja sentimennya," kata William.
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memproyeksi rupiah pada 10 - 14 September 2018 akan bergerak pada level Rp 14.840 - Rp 14.990 per dolar AS.
"Tren pelemahan rupiah diwaspadai terus berlanjut hingga akhir September dipicu oleh rencana kenaikan Fed rate 25 bps," ujar Bhima.
Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di angka Rp 14.884 pada Jumat, 7 September 2018. Angka tersebut menunjukkan penguatan 7 poin dari nilai sebelumnya, yaitu Rp 14.891 pada penutupan Kamis, 6 September 2018.
Sedangkan pada 6 September 2018, kurs jual US$ 1 terhadap rupiah, yaitu Rp 14.958 dan kurs beli Rp 14.810.