TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito mengatakan perusahaan yang belum mendapatkan keuntungan boleh mencatatkan saham di BEI.
"Perusahaan yang belum untung boleh, yang bukan rugi ya, yang belum untung," kata Tito saat pembukaan Capital Market Journo Futsal & Batminton Challenge di Grand Futsal Kuningan, Jakarta, Sabtu, 7 Oktober 2017.
Tito menjelaskan perusahaan tersebut harus memenuhi syarat dengan menyatakan di proyeksi mereka dua tahun untung. Hal tersebut guna mendorong perusahaan-perusahaan start up mau mencatatkan saham mereka atau initial public offering(IPO) di Bursa Efek Indonesia.
Adapun syarat untuk start up Tito buat agar semakin mudah yaitu dengan mencatatkan intangible assets atau aset tak berwujud Rp 5,1 miliar. "Rata-rata anak muda itu modalnya kecil, udah punya program mahal, modalnya belum bisa dikapitalisasi. IAI lagi bikin aturannya," kata Tito.
Jika nanti program-program generasi muda atau yang memiliki start up dapat dikapitalisasi masuk pasar modal, menurut Tito akan lebih banyak.
Tito menyarankan generasi muda untuk ikut dalam program pendidikan inkubator milik BEI. Program tersebut berisi cara membuat perusahaan, cara membuat proyeksi, cara mengatur keuangan, dan diperkenalkan kepada investor.
Sebelumnya PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (Kioson) resmi menawarkan sahamnya di pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten KIOS pada hari ini. Kioson merupakan perusahaan perdagangan dengan platform online (e-commerce) pertama yang melantai di bursa.
"Melalui Initial Public Offering (IPO) atau penawaran pertama harga saham pada 26-27 September 2017, Kioson berhasil memeroleh dana sebesar Rp 45 miliar," kata Jasin Halim, Direktur Utama Kioson, Kamis, 5 Oktober 2017.
HENDARTYO HANGGI