Harga Minyak Dunia Naik Tipis Seiring Gangguan Pasokan di Libya

Reporter

Riri Rahayu

Editor

Grace gandhi

Kamis, 29 Agustus 2024 15:09 WIB

Ilustrasi Kilang Minyak. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia naik tipis dalam perdagangan Kamis, 29 Agustus 2024. Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent naik 0,11 persen menjadi US$ 78,74 per barel. Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat naik 0,2 persen menjadi US$ 74,67 per barel.

Sebelumnya, harga minyak dunia sempat anjlok seiring kekhawatiran atas ketersediaan pasokan di Libya. Reuters, dalam laporannya, menyebut beberapa ladang minyak di Libya menghentikan produksi seiring terjadinya perebutan kendali atas bank sentral. Sebuah perusahaan konsultan memperkirakan gangguan produksi antara 900 ribu hingga 1 juta barel per hari akan terjadi beberapa pekan. Adapun pada Juli kemarin, produksi minyak di Libya tercatat sekitar 1,18 juta barel per hari.

Gangguan pasokan tersebut diperkirakan berdampak buruk pada rencana produksi OPEC+ pada ktober mendatang. Walhasil, bisa berpengaruh positif bagi pasar minyak, jika pasokan tidak berkurang sebagaimana yang diharapkan.

"Penutupan produksi yang berkepanjangan di Libya akan memberikan OPEC+ sedikit lebih banyak kenyamanan dalam meningkatkan pasokan pada kuartal IV tahun 2024 sesuai rencana saat ini," kata analis ING dalam catatan klien, dikutip dari Reuters.

Analis tersebut juga mengatakan bahwa gangguan singkat akan membuat keputusan kartel tersebut lebih sulit. "Berdasarkan skenario ini, kami yakin mereka akan enggan menambah pasokan ke pasar ketika masih ada kekhawatiran mengenai permintaan."

Advertising
Advertising

Selanjutnya: Selain itu, harga minyak juga akan didorong kebijakan pemangkasan suku bunga....

<!--more-->

Selain itu, harga minyak juga akan didorong kebijakan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika pada bulan depan. Suku bunga yang lebih rendah akan membuat pinjaman lebih murah sehingga meningkatkan aktivitas ekonomi dan meningkatkan permintaan minyak.

Adapun sebelumnya, Preisden Federal Reserve Bank of Atlanta Raphael Bostic juga menyebut pemangkasan suku bunga sudah waktunya dilakukan. Musababnya, inflasi turun lebih jauh dan pengangguran meningkat lebih dari perkiraan.

Sementara itu, menurut analis Dupoin Indonesia Andy Nughraha, penurunan harga minyak lebih lanjut juga perlu diwaspadai. "Masalah pasokan dari Libya memang memberi dukungan pada harga tapi dengan tren bullish yang semakin memudar, kita perlu mewaspadai potensi penurunan harga lebih lanjut," ujar Andy melalui keterangan yang diterima Tempo, Kamis, 29 Agustus 2024.

Ia memperkirakan harga minyak WTI berpotensi turun ke US$ 75,5 per barel. Namun, ia juga mengatakan potensi kenaikan bisa kembali terjadi jika harga minyak berhasil rebound dari level support tersebut.

"Jika harga gagal turun dan justru melakukan rebound, maka kenaikannya bisa mencapai US$ 75,4 sebagai target terdekat," katanya. Ia juga menyebut harapan bank sentral Amerika untuk mulai memangkas suku bunga bisa mendukung naiknya harga minyak.

Pilihan Editor: Kaesang Kembali Dilaporkan ke KPK Kasus Dugaan Gratifikasi, Laporan Sebelumnya Ditolak

Berita terkait

BI Diminta Pertahankan Suku Bunga Acuan di 6,25 Persen pada Rapat Dewan Gubernur Hari Ini, Kenapa?

5 jam lalu

BI Diminta Pertahankan Suku Bunga Acuan di 6,25 Persen pada Rapat Dewan Gubernur Hari Ini, Kenapa?

Menurut analisis LPEM FEB UI, BI perlu mempertahankan suku bunga acuan di angka 6,25 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) kali ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat Sore Ini, Analis Prediksi Lanjut Hingga Pekan Depan

4 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat Sore Ini, Analis Prediksi Lanjut Hingga Pekan Depan

Ibrahim memprediksi rupiah masih akan tetap menguat pada Selasa pekan depan, 17 September 2024.

Baca Selengkapnya

Ekonom Desak BI Berani Ambil Keputusan Segera Turunkan Suku Bunga, Ini Sebabnya

5 hari lalu

Ekonom Desak BI Berani Ambil Keputusan Segera Turunkan Suku Bunga, Ini Sebabnya

Indef meminta BI berani mengambil keputusan pelonggaran dan tidak terlalu bergantung suku bunga acuan AS. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Data Tingkat Pengangguran AS Turun, Rupiah Hari Ini Diprediksi Bakal Melemah

8 hari lalu

Data Tingkat Pengangguran AS Turun, Rupiah Hari Ini Diprediksi Bakal Melemah

Data tingkat pengangguran AS pada Agustus lebih rendah dibanding sebelumnya, hal ini mendorong penguatan indeks dolar AS dan membuat kurs rupiah melemah

Baca Selengkapnya

Bos AirAsia Soroti Mahalnya Harga Tiket Pesawat di Indonesia, Sampaikan Sejumlah Usulan ke Luhut

12 hari lalu

Bos AirAsia Soroti Mahalnya Harga Tiket Pesawat di Indonesia, Sampaikan Sejumlah Usulan ke Luhut

CEO Capital A Berhad, induk perusahaan maskapai penerbangan AirAsia, Tony Fernandes menyoroti mahalnya harga tiket pesawat di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Bangladesh Mundur Menyusul Penjungkalan Sheikh Hasina

12 hari lalu

Ketua KPU Bangladesh Mundur Menyusul Penjungkalan Sheikh Hasina

Ketu KPU Bangladesh mundur setelah menyangkal campur tangan politik dalam pemilu Januari yang memilih kembali pemimpin otokratis Sheikh Hasina.

Baca Selengkapnya

Rupiah Melemah Tipis Sore Ini, Besok Diprediksi Menguat

14 hari lalu

Rupiah Melemah Tipis Sore Ini, Besok Diprediksi Menguat

Rupiah sore ini ditutup melemah tipis, besok bakal bergerak fluktiatif cenderung menguat

Baca Selengkapnya

BI Gelar Pertemuan dengan Bank-Bank Sentral Kawasan Asia Timur, Bahas Digitalisasi Sektor Keuangan

15 hari lalu

BI Gelar Pertemuan dengan Bank-Bank Sentral Kawasan Asia Timur, Bahas Digitalisasi Sektor Keuangan

Bank Indonesia mengikuti forum diskusi dengan bank-bank sentral kawasan Asia Timur dan Pasifik, membahas digitalisasi hingga transisi keuangan hijau

Baca Selengkapnya

Redmi 14C Resmi Diluncurkan Secara Global, Ini Spesifikasinya

16 hari lalu

Redmi 14C Resmi Diluncurkan Secara Global, Ini Spesifikasinya

Redmi 14C didukung oleh prosesor MediaTek Helio G81 Ultra dan GPU Mali G52-MC2.

Baca Selengkapnya

Rupiah Melemah Sore Ini, Analis Prediksi Pelemahan Berlanjut Sampai Pekan Depan

18 hari lalu

Rupiah Melemah Sore Ini, Analis Prediksi Pelemahan Berlanjut Sampai Pekan Depan

Rupiah pekan depan diprediksi bergerak fluktuatif, cenderung melemah

Baca Selengkapnya