Soal Pembatasan BBM Bersubsidi, YLKI Minta Transparansi Pemerintah

Rabu, 14 Agustus 2024 05:55 WIB

Suasana SPBU Kelud Raya,Sampangan, Kota Semarang yang sepi karena tidak bisa menjual BBM Bersubsidi, Kamis, 6 Juni 2024. Informasi dari Pertamina Patra Niaga Jateng DIY menyatakan sedang ada gangguan nasional, Pertamina sedang berkoordinasi dengan PT Telkom dan Sigma. Tempo/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyoroti rencana pemerintah memperketat penyaluran bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi, dan meminta transparansi pemerintah dalam pemberlakuan aturannya. Sebelumnya, diketahui pemerintah berencana akan mematok kriteria pengguna yang berhak menerima BBM bersubsidi agar lebih tepat sasaran.

“Penyaluran BBM bersubsidi yang paling rasional agar tepat sasaran adalah dalam bentuk subsidi tertutup,” ujar Pengurus Harian YLKI, Agus Sujatno, ketika dihubungi Tempo pada Selasa, 13 Agustus 2024.

YLKI menilai penyaluran subsidi secara langsung pada konsumen akan mengurangi risiko penyimpangan, sedangkan subsidi pada barang terbukti banyak penyimpangannya dan tidak tepat sasaran.

Model penyaluran dengan kriteria tertentu seperti yang sedang direncanakan pemerintah, tambah Agus, merupakan bentuk subsidi semi tertutup. Agus mengatakan, saat pemerintah meneken aturan ini, maka diperlukan transparansi dalam pemberlakuan kebijakannya.

“Namun yang perlu dicermati adalah transparansi pendataan terhadap kelompok penerima subsidi yang ditentukan berdasar sejumlah kriteria,” tutur dia. Ia melanjutkan, transparansi ini penting agar masyarakat terlibat dalam proses cross-check sehingga subsidi benar-benar tepat sasaran.

Advertising
Advertising

“Tanpa transparansi, YLKI khawatir masih ada salah pendataan, atau bahkan praktik patgulipat sehingga berpotensi terjadi penyimpangan,”tambahnya.

Beberapa waktu lalu, pemerintah sempat membahas soal pembatasan penyaluran BBM subsidi. Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Rachmat Kaimuddin mengatakan, pemerintah berencana menurunkan volume subsidi BBM dengan mengurangi jumlah masyarakat yang disubsidi.

“Karena kami sudah tahu, banyak sekali yang cerita kan, BBM tidak tepat sasaran, bocor, segala macam,” ujar dia. Rachmat mengatakan pada dasarnya subsidi berarti membantu orang yang tak mampu, menjadi mampu membeli sehingga menambah daya beli.

Pekan ini, pemerintah diketahui telah selesai membahas soal kriteria pengguna yang berhak mendapatkan BBM subsidi. Ketika dihubungi ihwal pembahasan tersebut, Rachmat belum mengonfirmasi secara rinci kriteria-kriteria yang dibahas. “Kalau sudah selesai nanti peraturannya diumumkan,” kata Rachmat kepada Tempo pada Selasa, 13 Agustus 2024.

BAGUS PRIBADI berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Zulhas akan Rombak 8 Jajaran Kemendag Besok, Ahmad Luthfi Dilantik Jadi Irjen

Berita terkait

Cukai Minuman Berpemanis untuk Kurangi Ancaman Diabet Tergantung Prabowo

2 hari lalu

Cukai Minuman Berpemanis untuk Kurangi Ancaman Diabet Tergantung Prabowo

Rencana penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan bergulir sejak 2017 dan sempat masuk RAPBN 2024 sebesar Rp3,08 triliun, tapi tidak dijalankan

Baca Selengkapnya

Pemerintah dan DPR Sepakat Cukai Minuman Berpemanis Hanya 2,5 Persen, YLKI: Main-main

2 hari lalu

Pemerintah dan DPR Sepakat Cukai Minuman Berpemanis Hanya 2,5 Persen, YLKI: Main-main

Keputusan Kementerian Keuangan menerima usulan BAKN DPR RI soal tarif cukai minuman berpemanis 2,5 persen, dinilai YLKI hanya main-main.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: DPR Setujui Tambahan Anggaran Rp 27,8 Triliun untuk IKN, Awal Mula Marimutu Sinivasan Texmaco Terjerat Utang Rp 95 T

8 hari lalu

Terpopuler: DPR Setujui Tambahan Anggaran Rp 27,8 Triliun untuk IKN, Awal Mula Marimutu Sinivasan Texmaco Terjerat Utang Rp 95 T

Komisi II DPR telah menyetujui usulan tambahan anggaran oleh Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) sebesar Rp 27,8 triliun.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Minta Pemerintah Tunda Pembatasan BBM Bersubsidi per 1 Oktober: Bisa Munculkan Gejolak Sosial

8 hari lalu

Anggota Dewan Minta Pemerintah Tunda Pembatasan BBM Bersubsidi per 1 Oktober: Bisa Munculkan Gejolak Sosial

DPR minta pemerintah menunda rencana pembatasan pendistribusian BBM bersubsidi. Langkah ini akan memperlemah daya beli masyarakat kelas menengah

Baca Selengkapnya

Pemerintah Batasi Penjualan BBM Bersubsidi, Ini Kriteria Mobil yang Bisa Beli Pertalite dan Solar Subsidi

12 hari lalu

Pemerintah Batasi Penjualan BBM Bersubsidi, Ini Kriteria Mobil yang Bisa Beli Pertalite dan Solar Subsidi

Pemerintah berencana mulai membatasi penjualan bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi jenis pertalite dan solar pada 1 Oktober 2024 mendatang

Baca Selengkapnya

Kriteria SPBU yang Tak Boleh Lagi Jual Pertalite

15 hari lalu

Kriteria SPBU yang Tak Boleh Lagi Jual Pertalite

Sebagian SPBU ada yang tidak lagi diizinkan untuk menjual Pertalite, contohnya adalah yang berada di daerah dengan penduduk menengah ke atas.

Baca Selengkapnya

Cara Daftar Kode QR Jelang Pembatasan Pertalite mulai 1 Oktober 2024

15 hari lalu

Cara Daftar Kode QR Jelang Pembatasan Pertalite mulai 1 Oktober 2024

Ini tutorial mendaftar kode QR agar bisa membeli Pertalite menjelang pembatasan pada 1 Oktober. Anda bisa mengakses laman subsidi tepat my Pertamina.

Baca Selengkapnya

Jika Pembelian Pertalite Dibatasi Tersedia Pertamax 92, Apa Keunggulannya?

16 hari lalu

Jika Pembelian Pertalite Dibatasi Tersedia Pertamax 92, Apa Keunggulannya?

Berikut keunggulan Pertamax 92 dibandingkan Pertalite BBM bersubsidi.

Baca Selengkapnya

Rencana Pembatasan BBM Subsidi Mulai 1 Oktober, Begini Spesifikasi Pertalite

16 hari lalu

Rencana Pembatasan BBM Subsidi Mulai 1 Oktober, Begini Spesifikasi Pertalite

Jokowi akan batasi pembelian BBM subsidi Pertalite. BBM jenis ini memiliki nilai oktan di antara Premium dan Pertamax.

Baca Selengkapnya

Pertamina Patra Niaga Pastikan Tetap Salurkan Pertalite pada 1 September

17 hari lalu

Pertamina Patra Niaga Pastikan Tetap Salurkan Pertalite pada 1 September

PT Pertamina Patra Niaga tidak akan menghentikan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite pada 1 September 2024.

Baca Selengkapnya