TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menerima kunjungan resmi Menteri Perdagangan Internasional Inggris RT Hon Liam Fox MP hari ini, Jumat, 7 April 2017.
Dalam kunjungan itu dibahas pembicaraan diplomatik untuk meningkatkan komitmen dan memperkuat hubungan perdagangan antara Indonesia dan Inggris. "Inggris merupakan mitra dagang penting bagi Indonesia," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Jumat.
Kementerian Perdagangan mencatat total perdagangan bilateral Indonesia dan Inggris mencapai US$ 2,5 miliar pada 2016 atau naik 5,5 persen dibanding 2014 sebesar US$ 2,4 miliar.
Baca:
Awasi Laut, Menteri Susi Gunakan Satelit Inggris Senilai Rp 133 M
Terbitkan Izin Freeport, Pemerintah Dituding Tak Konsisten
BPK Temukan Masalah di SKK Migas hingga Pembangkit Listrik
Menteri Luhut Klaim Freeport Akan Setujui Divestasi 51 Persen
Tarif Taksi Online, Kemenhub Akan Terima Rekomendasi KPPU?
Darmin mengatakan hal itu disambut baik pemerintah Inggris yang menjadikan Indonesia salah satu pasar prioritas untuk produk industri kreatif atau gaya hidup Inggris, ditambah dengan potensi sumber mahasiswa asing bagi pendidikan tinggi negara tersebut.
Kedua negara itu pun sepakat memperdalam diskusi peningkatan kerja sama perdagangan, khususnya mengatasi hambatan perdagangan dan investasi yang dihadapi. Darmin berujar, salah satu upaya Indonesia menggaet investor serta memberikan kecepatan dan kemudahan akses investasi adalah melalui serangkaian paket kebijakan ekonomi. "Pemerintah ingin membuka peluang bagi investasi asing," katanya.
Di antaranya dengan memberikan kesempatan 100 persen foreign direct investment di sektor pariwisata, industri film, bahan baku farmasi, hingga e-commerce. "Dengan demikian, pemerintah optimistis perekonomian negara akan terus naik," ucap Darmin.
Darmin mengatakan tahun ini pertumbuhan ekonomi ditargetkan mencapai 5,1 persen dan akan terus meningkat tahun depan. Dia mencontohkan, salah satu bukti keberhasilan paket kebijakan ekonomi yang telah digulirkan adalah peningkatan peringkat kemudahan berusaha atau ease of doing business Indonesia.
Menurut Indeks Bank Dunia, Indonesia termasuk 10 negara yang berhasil melaksanakan reformasi kemudahan berusaha, dari peringkat 106 sebelumnya menjadi peringkat 91 di 2017. Darmin menyampaikan, pemerintah Inggris pun menyampaikan minat untuk terus mempererat mitra perdagangan dengan Indonesia, khususnya di sektor infrastruktur dan pendidikan. "Indonesia dan Inggris juga sepakat menggelar pertemuan lanjutan untuk berdiskusi tentang rencana proyek strategis nasional," katanya.
GHOIDA RAHMAH