TEMPO.CO, Jakarta - PT Inovisi Infracom Tbk (INVS) merombak jajaran komisaris dan direksi setelah selama dua tahun terakhir saham perusahaan disuspensi. Pengurus baru telah menentukan rencana bisnis perusahaan ke depan. "Rencana Inovisi tetap pada bisnis yang pernah dirintis selama ini," kata Presiden Direktur Inovisi, Effendy Situmorang usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Balai Kartini, Jakarta, Selasa, 7 Maret 2017.
Effendy mengatakan perusahaan akan tetap berkecimpung di industri minyak dan gas. Ia menyadari bahwa langkah tersebut terpapar resiko tinggi, terlebih lagi Inovisi berencana masuk ke industri hulu saat harga minyak menurun.
Baca : Pergerakan Saham Tak Wajar, BEI Keluarkan Aturan Baru
Namun mantan Direktur Pengembangan PT Pertamina itu meyakinkan industri minyak dan gas memiliki potensi besar. Pada akhirnya, menurut dia, pemegang saham juga yang akan diuntungkan. "Sekarang memang sulit, tapi 4 hingga 5 tahun mendatang jauh lebih baik," kata dia.
Sebelum mengeksekusi rencana bisnis, Inovisi berencana menyelesaikan laporan keuangan agar suspensi dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat segera dicabut. Saham Inovisi disuspensi sejak 12 Februari 2015. BEI menghentikan sementara perdagangan saham karena perusahaan belum menyampaikan laporan keuangan interim serta belum membayar denda.
Baca : Klub Sepakbola Berminat Masuk Bursa
Direktur Inovisi, Dimass Anugrah Argo Atmaja, mengatakan Inovisi telah menunjuk kantor akuntan publik terdaftar yaitu Jamaludin, Ardi, Sukimto, dan Rekan sebagai auditor pembukuan perseroan 2014, 2015, dan kuartal I 2016 untuk menyelesaikan masalah laporan keuangan tersebut. Ia menargetkan masalah laporan keuangan dapat selesai antara tiga hingga enam bulan. "Bagus kalau bisa di bawah tiga bulan," kata dia. Saat ini perusahaan sedang menunggu pelimpahan data keuangan dari pengurus sebelumnya.
VINDRY FLORENTIN