TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto meminta agar Direktorat Bea dan Cukai Kementerian Keuangan mengenakan pungutan cukai bagi botol plastik dengan hati-hati. Menurut dia, pengenaan cukai tersebut dapat berdampak langsung terhadap industri makanan dan minuman.
"Memang saat ini isunya isu lingkungan. Sehingga, saya kira, yang harus lebih ditangani adalah masalah lingkungan, bukan pengenaan cukainya. Urgensinya adalah bagaimana penanganan masalah lingkungan terkait dengan plastik," ujar Panggah di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin, 27 Juni 2016.
Menurut Panggah, dengan pungutan itu, semua industri yang terkait dengan plastik, termasuk oli, akan terkena dampak. "Oli kan kemasannya dari plastik. Tapi sebagian besar memang makanan dan minuman. Hulunya, industri plastiknya, juga bisa turun," tutur Panggah menjelaskan.
Namun, Panggah tidak menjelaskan secara detail berapa potensi penurunannya. Pada triwulan I 2016, kata Panggah, industri makanan dan minuman tumbuh sekitar 7-9 persen. "Dengan pungutan itu, pola masyarakat yang saat ini tengah menuju makanan olahan bisa balik lagi ke makanan tradisional," ujarnya.
Di sisi lain, pengenaan cukai plastik juga dapat menambah persoalan dalam industri makanan dan minuman. Saat ini, permasalahan bahan baku, seperti garam dan gula, menjadi salah satu tantangan yang mesti dihadapi industri tersebut. "Syukur kalau masih bisa tumbuh. Tapi kan ada batas tertentu dia bisa menanggung beban itu. Pada saat tertentu bisa drop."
Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan 2016, Kementerian Keuangan menargetkan penerimaan negara dari pungutan cukai plastik. Menurut Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi, target dalam RAPBN-P 2016 tercatat sebesar Rp 1 triliun.
Panggah mengaku tak tahu menahu dengan masuknya cukai plastik dalam RAPBN-P 2016 yang saat ini masih dibahas di Dewan Perwakilan Rakyat tersebut. "Pokoknya saya sudah sampaikan. Nanti kalau terjadi hal-hal yang saya perkirakan, yang penting saya sudah menyampaikan," kata Panggah.
ANGELINA ANJAR SAWITRI