TEMPO.CO, Jakarta - Kurs dolar AS berakhir lebih tinggi terhadap mata uang utama lainnya pada Kamis atau Jumat pagi WIB, 3 Maret 2017. Ini terjadi karena komentar-komentar "hawkish" dari para pejabat Federal Reserve sehingga mendorong ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga akhir bulan ini.
Gubernur Federal Reserve Lael Brainard mengatakan pada Rabu malam, 1 Maret 2017, bahwa bank sentral itu bisa menaikkan suku bunga secepatny seiring perbaikan ekonomi global dan pemulihan AS yang mantap.
Baca: 32 Proyek Smelter Serap 28 Ribu Tenaga Kerja
Kata-kata Brainard datang setelah Presiden The Fed New York William Dudley dan Presiden The Fed San Francisco John Williams menyatakan dukungan untuk kenaikan suku bunga dalam waktu dekat, pada Selasa, 28 Februari 2017.
Komentar-komentar para pembuat kebijakan Fed terus meningkatkan greenback pada Kamis, 2 Maret 2017. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,44 persen menjadi 102,230 pada akhir perdagangan.
Di sisi ekonomi, dalam pekan yang berakhir 25 Februari angka pendahuluan untuk klaim pengangguran awal disesuaikan secara musiman mencapai 223.000, turun 19.000 dari level direvisi minggu sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan Kamis, 2 Maret 2017. Ini merupakan level terendah untuk klaim awal sejak 31 Maret 1973 ketika mencapai 222.000.
Simak: Lima Kriteria Perusahaan Aplikasi yang Bisa Dikenai Pajak
Pada akhir perdagangan New York, euro jatuh menjadi 1,0497 dolar AS dari 1,0553 dolar AS di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2251 dolar AS dari 1,2301 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7559 dolar AS dari 0,7676 dolar AS.
Dolar AS dibeli 114,55 yen Jepang, lebih tinggi dari 113,69 yen dari sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 1,0145 franc Swiss dari 1,0084 franc Swiss, dan naik tipis menjadi 1,3400 dolar Kanada dari 1,3345 dolar Kanada.
ANTARA