TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengatakan perkembangan pasar online tidak akan menggilas keberadaan pasar-pasar rakyat.
Baca : Tanjung Priok Jadi Hub Internasional, Bakal Saingi Singapura
Menurut dia, pasar rakyat akan tetap dibutuhkan karena budaya masyarakat Indonesia dalam berbelanja menyukai interaksi. Puspayoga mengatakan perkembangan perdagangan sistem online telah menolong UKM memasarkan produknya dengan cara yang lebih efisien.
Penerapan sistem perdagangan online bagi pengembangan UMKM sangat strategis di era digitalisasi ekonomi, memberikan mutual benefit bagi perluasan jaringan pemasaran, dan meningkatkan akses pasar.
Baca : Setelah Lama 'Tidur,' BUMI Masuk Jajaran Saham Pilihan
Meski demikian, kata Puspayoga, pasar rakyat sebagai wadah penggerak ekonomi rakyat tidak mungkin ikut-ikutan menjadi sistem belanja online. Pasar rakyat harus dilindungi.
"Perkembangan teknologi yang sangat cepat, sistem perdagangan secara digital tidak dapat dicegah. Tapi kalau semua online, pasar dan toko-toko akan sepi," katanya dalam siaran persnya, Rabu, 25 Januari 2017.
Baca : Jonan Pesimistis Proyek 35 Ribu MW Tuntas 2019
Gubernur Sulawesi Selatan Yasin Limpo juga menegaskan keberpihakannya kepada pasar rakyat. Dia mengatakan telah membuat surat edaran kepada walikota dan bupati untuk mendahulukan pasar rakyat daripada ritel modern dalam kebijakan daerah.
"Kalau ada pejabat yang bangga dengan pendekatan ritel modern, bangga ritel modern berkembang pesat di daerahnya saya kira itu gagal paham. Kalau itu yang terjadi habislah pasar tradisional kita," ujar Yasin Limpo.
Yasin menekankan surat edaran yang dibuatnya mengharuskan ritel modern menjual produk UKM 40 persen dari kapasitasnya. Kalau tidak ada keberpihakan kepada koperasi dan UKM, pemodal besar akan menguasai perdagangan atau ritel modern.
MAYA AYU PUSPITASARI