TEMPO.CO, Jakarta - Mengawali perdagangan di Bursa Efek Indonesia hari ini, Kamis, 12 Januari 2017, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dibuka melemah tipis ke level 5.301,03.
Sebelumnya pada penutupan perdagangan kemarin, indeks ditutup koreksi tipis 8,687 poin (0,16 persen) di 5.301,23.
Baca Juga: Pelemahan Dolar Jadi Katalis Positif Indeks Saham Hari Ini
Meski demikian pelemahan IHSG hanya berlangsung beberapa detik saja, dan indeks berbalik menguat ke zona hijau. Berdasarkan pantauan di RTI Business pada pukul 09.08, IHSG naik 0,18 persen atau 9,33 poin ke level 5.310,56. Sebanyak 103 saham menguat, 46 saham melemah, 91 saham stagnan dan sisanya belum diperdagangkan.
Dari sepuluh indeks sektoral yang terdaftar di Bursa Efek, delapan sektor menguat. Sektor keuangan, aneka industri dan pertambangan kompak menguat 0,5 persen. Sedangkan dua sektor lainnya melemah, yakni infrastruktur -0,5 persen dan konsumer -0,1 persen.
Menurut analis ekonomi dari First Asia Capital David Sutyanto, IHSG berpeluang menguat dengan memanfaatkan pelemahan dolar. Karena berdasarkan data The Bloomberg Dolar Spot Index, dolar AS mengalami koreksi 1,5 persen dari level tertinggi hariannya tadi malam.
Baca: Bank Dunia Pertahankan Proyeksi Ekonomi Indonesia di 2017
"Dolar AS yang melemah akan memberikan peluang penguatan rupiah dan bisa memberikan sentimen positif di pasar terutama saham-saham yang sensitif inflasi dan tingkat bunga," ujar David Sutyanto dalam pesan tertulisnya," Kamis, 12 Januari 2017.
Pelemahan dolar AS menyusul kekecewaan pasar atas pidato Trump yang tidak menyinggung tentang kebijakan stimulus terkait kebijakan memperbesar belanja pemerintah (Government Spending) ataupun program pemotongan pajak sebagaimana sering diungkapkan sebelumnya.
Meski demikian pasar juga perlu diwaspadai adanya aksi ambil untung di sektor pertambangan karena tadi malam harga komoditas nikel di London anjlok hingga 4 persen di US$ 10.100 per metrik ton/MT. "Harga komoditas logam yang koreksi tadi malam akan memicu aksi ambil untung di sejumlah saham tambang logam," tutur David.
Baca: 35 Tahun di Bursa Efek, Aset Unilever Naik 110 Kali Lipat
Di Bursa Asia, Indeks bergerak bervariasi. Indeks Nikkei 225 Jepang melemah -0,82 persen ke level 19.206,06. Indeks Hang Seng Hongkong melemah -0,02 persen ke level 22.931,86. Indeks Shanghai Cina menguat 0,07 persen ke level 3.139,06, dan Indeks Strait Times Singapura menguat 0,40 persen ke level 3.012,95.
DESTRIANITA