TEMPO.CO, Jakarta - Pada perdagangan hari ini di Bursa Efek Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak bervariasi, namun berpeluang menguat terbatas.
Menurut analis ekonomi dari First Asia Capital David Sutyanto, berdasarkan data The Bloomberg Dolar Spot Index, dolar Amerika Serikat mengalami koreksi 1,5 persen dari level tertinggi hariannya tadi malam.
Baca Juga: Seharian di Zona Hijau, IHSG Ditutup Melemah 8,68 Poin
Pelemahan tersebut menyusul kekecewaan pasar atas pidato Trump yang tidak menyinggung tentang kebijakan stimulus terkait kebijakan memperbesar belanja pemerintah (Government Spending) atau pun program pemotongan pajak sebagaimana sering diungkapkan sebelumnya.
"Dolar AS yang melemah akan memberikan peluang penguatan rupiah dan bisa memberikan sentimen positif di pasar terutama saham-saham yang sensitif inflasi dan tingkat bunga," ujar David Sutyanto dalam pesan tertulisnya," Kamis, 12 Januari 2017.
Meski demikian perlu diwaspadai adanya aksi ambil untung di sektor pertambangan karena tadi malam harga komoditas nikel di London anjlok hingga 4 persen di US$ 10.100 per metrik ton/MT. "Harga komoditas logam yang koreksi tadi malam akan memicu aksi ambil untung di sejumlah saham tambang logam," tutur David.
Baca: 35 Tahun di Bursa Efek, Aset Unilever Naik 110 Kali Lipat
David memperkirakan, pada perdagangan hari ini IHSG akan bergerak bervariasi di rentang 5.290 hingga 5.330 berpeluang menguat terbatas.
Sementara itu, pergerakan Indeks Wall Street tadi malam berhasil menguat terbatas setelah bergerak fluktuatif menyusul respon atas konferensi pers Donald Trump sebagai presiden terpilih. Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,5 persen dan 0,3 persen di 19.954,28 dan 2.275,32, terutama dipicu saham-saham sektor energi setelah harga minyak mentah tadi malam kembali berbalik menguat 3 persen di US$ 52,41 per barel.
Sedangkan indeks Nasdaq sempat koreksi namun berhasil tutup menguat 0,2 persen di 3 307,94. Saham-saham bioteknologi tertekan setelah pidato Trump terkait kebijakan industri farmasi di AS. Trump akan mengakhiri kebijakan kesehatan Obama atau dikenal ‘Obamacare’.
Adapun pada penutupan perdagangan di Bursa Efek kemarin, IHSG kembali gagal tutup di teritori positif, setelah hampir sepanjang perdagangan bergerak di teritori positif dalam rentang terabatas. IHSG sempat menguat 13 poin, namun tutup koreksi tipis 8,687 poin (0,16 persen) di 5.301,23 menandai koreksi untuk tiga sesi perdagangan berturut-turut.
Baca: Proyek Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya Dibahas Besok
Koreksi IHSG terutama dipicu koreksi sejumlah saham unggulan seperti Telkom Tbk (TLKM) dan Astra International Tbk (ASII). Sedangkan aksi beli melanda saham pertambangan setelah harga komoditas terutama logam kembali menguat seperti nikel, timah, dan batubara.
Pergerakan IHSG kemarin tidak sejalan dengan pergerakan pasar saham Asia yang umumnya tutup di teritori positif. Pasar saham kawasan dan global kemarin tengah menanti pidato presiden terpilih Trump yang diperkirakan akan memberikan gambaran kebijakan ekonominya ke depan.
DESTRIANITA