TEMPO.CO, Jakarta - Kurs dolar AS melemah terhadap pound Inggris pada Kamis atau Jumat, 15 Juli 2016, pagi WIB setelah bank sentral Inggris, Bank of England (BoE), secara mengejutkan mengumumkan bahwa ia tidak akan memberikan stimulus tambahan.
BoE memutuskan untuk mempertahankan suku bunga utamanya tidak berubah pada 0,5 persen dan menjaga kebijakan pelonggaran kuantitatif di 375 miliar pound (atau US$500 miliar).
Keputusan bank sentral membawa pasar dengan kejutan untuk Mark Carney, Gubernur BoE, yang telah mengindikasikan penurunan suku bunga bank beberapa hari sebelumnya. "Prospek ekonomi telah memburuk dan beberapa pelonggaran kebijakan moneter kemungkinan akan diperlukan selama musim panas," kata Carney.
Segera setelah pengumuman, poundsterling menguat terhadap greenback sebanyak 1,34 persen pada akhir perdagangan. Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,17 persen menjadi 96,051 pada akhir perdagangan.
Di sisi ekonomi, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis bahwa dalam pekan yang berakhir 9 Juli, angka pendahuluan untuk klaim pengangguran awal disesuaikan secara musiman mencapai 254 ribu, tidak berubah dari tingkat direvisi pekan sebelumnya dan di bawah konsensus pasar 265 ribu.
Dalam laporan terpisah, Departemen mengatakan Indeks Harga Produsen (PPI) untuk permintaan akhir meningkat 0,5 persen pada Juni, disesuaikan secara musiman, mengalahkan perkiraan pasar.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi US$1,1123 dari US$1,1110 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi US$1,3323 dari US$1,3162. Dolar Australia naik ke US$0,7640 dari US$0,7614.
Dolar dibeli 105,38 yen Jepang, lebih tinggi dari 104,37 yen pada sesi sebelumnya. Dolar merosot menjadi 0,9800 franc Swiss dari 0,9828 franc Swiss, dan turun menjadi 1,2879 dolar Kanada dari 1,2966 dolar Kanada, demikian Xinhua melaporkan.
ANTARA