TEMPO.CO, Jakarta - Total E&P Indonesie menyelesaikan pengembangan anjungan di Lapangan Bekapai dan Peciko, Blok Mahakam, Kalimantan Timur. Menurut juru bicara Total, Kristanto Hartadi, proyek ini bakal meningkatkan produksi gas Lapangan Bekapai menjadi 92 juta metrik standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan minyak menjadi 10 ribu barel per hari. “Proyek ini cukup rumit karena dikerjakan di atas fasilitas produksi yang telah berumur 35 tahun dan tetap beroperasi,” katanya, seperti dikutip dari Antara, Rabu, 16 September 2015.
Menurut Kristanto, upaya pengembangan yang disebut sebagai Proyek Bekapai Fase 2B ini dilakukan untuk menggapai target produksi gas tahunan hingga 1,7 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) dan 65 ribu barel minyak per hari. Proyek ini terletak di 60 kilometer sebelah timur laut Balikpapan. Proyek Bekapai 2B terdiri atas dua paket. Paket pertama adalah pemasangan pipa 12 inci di bawah laut sepanjang 12,6 kilometer dari anjungan BA di Lapangan Bekapai ke anjungan SWP-K di Lapangan Peciko, yang selesai pada 25 Juli lalu.
Paket kedua adalah modifikasi anjungan BA, BP, BG, dan BL, serta anjungan SWP-K di Lapangan Peciko, yang selesai pada 13 September. Proyek ini melibatkan 25 kapal berbendera Indonesia yang bekerja selama 222 hari di laut dan menyerap 400 ton material untuk pekerjaan modifikasi, 205 titik penyambungan (tie-in point), 27 pengangkatan kompleks di laut lepas (offshore complex liftings), serta 11 operasi simultan (SIMOPS).
Bekapai adalah satu di antara delapan lapangan migas yang ada di Blok Mahakam. Lapangan Bekapai pertama kali berproduksi pada 1974 dan mencatatkan rekor tertinggi, 53 ribu barel minyak per hari, pada 1979. Pada 2007, produksi di lapangan penyumbang terbesar hasil migas Blok Mahakam ini turun sampai level terendah, yakni 3.500 barel minyak per hari.
FERY F