TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution membenarkan dia akan lebih ekspansif dalam kebijakan fiskal, karena saat ini ekonomi sedang mengalami perlambatan. Salah satu fokus pemerintah adalah mendorong kebijakan fiskal.
"Apa istilahnya stimulus, apa istilahnya pengeluaran. Semua sama, bagaimana cara menggelontorkan uang ke masyarakat agar penerimaan masyarakat naik untuk menggerakan kegiatan ekonomi sehingga petumbuhan semakin membaik," kata Darmin di kantor Kementerian Keuangan, Kamis 13 Agustus 2015. Baca: Harga Melonjak, Giliran Pedagang Daging Ayam Mogok Jualan
Darmin tak menampik pemerintah berfokus pada stabilitas ekonomi. Soalnya kalau stabilitas terganggu akan berdampak pada ekonomi yang saat ini sedang melambat. Bila pemerintah tak bisa langsung membalikkan kondisi ekonomi dari yang melambat menjadi meningkat, paling tidak ia berharap perlambatan berhenti dulu.
"Ini tidak bisa dipilih mau yang mana. Dua-duanya sedang ada persoalannya," katanya. Simak: Rupiah Menguat 26 Poin Pasca-Rombak Kabinet
Darmin membantah jika ekspansi fiskal akan bertabrakan dengan kebijakan Bank Indonesia. Musababnya, apa yang dikeluarkan pemerintah sebagian besar berasal dari masyarakat melalui pajak.
Bank sentral, menurut Darmin, mempunyai mekanisme untuk menambah atau mengurangi likuiditas. "Itu akan terlihat dalam proses antar bank, antara nasabah dengan bank. Jadi semuanya ada instrumen ada ukurannya."
Baca juga: RESHUFFLE KABINET: Pram Masuk, Tapi Mega Gagal Gusur Rini?
ALI HIDAYAT