Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Nadia, Raup Laba dari Bisnis Bantal Duduk

image-gnews
Sejumlah pegawai asik mengobrol di bantal kursi samping patung karakter line di Markas Naver Corp di Seongnam, Korea Selatan, 28 April 2015. SeongJoon Cho/Bloomberg via Getty Images
Sejumlah pegawai asik mengobrol di bantal kursi samping patung karakter line di Markas Naver Corp di Seongnam, Korea Selatan, 28 April 2015. SeongJoon Cho/Bloomberg via Getty Images
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat perkotaan yang bekerja di kantoran sudah pasti menghabiskan sebagian besar waktunya untuk duduk di kursi. Tak jarang, kursi yang digunakan kurang nyaman sehingga sangat mengganggu ketika harus berlama-lama duduk. Untuk menyiasati hal tersebut, orang-orang pun mulai memanfaatkan bantal untuk melapisi kursi sehingga lebih empuk dan duduk semakin nyaman.

Kebutuhan terhadap bantal duduk pun akhir-akhir ini terus meningkat. Tak hanya digunakan untuk melapisi kursi, bantal tersebut pun sering digunakan untuk alas duduk saat lesehan di lantai, bahkan menjadi pelengkap interior ruangan.

Melihat tren yang cenderung meningkat, akhirnya banyak produsen bantal yang mencoba mencari keuntungan. Mereka mulai memproduksi berbagai macam alas duduk, dari bentuk bantal hingga bean bag atau kantong besar berisi butiran styrofoam.

Keuntungan yang ditawarkan dari bisnis ini tidak bisa dibilang sedikit, bahkan modal awal yang dibutuhkan juga tidak terlalu besar. Pelaku usaha bisa memanfaatkan kain perca hingga memproduksi alas duduk sesuai keinginan konsumen.

Salah satu pelaku usaha yang menangkap peluang bisnis dari hal tersebut adalah Siti Nadia Emila. Ibu dua anak yang disapa Nadia ini sudah mulai memproduksi bantal duduk sejak 2014.

Namun, saat itu dia belum terpikir untuk menjadikannya sebagai sebuah bisnis, dia hanya membantu temannya yang ingin dibuatkan bantal untuk alas saat duduk di lantai.

Sebelumnya, bersama sang suami Nadia sudah berbisnis membuat bantal sketsa wajah tapi tidak dilanjutkan karena proses pengerjaan yang cukup rumit, sementara dia sedang hamil besar.

“Saya pun mencari alternatif pembuatan bantal yang proses pengerjaannya lebih mudah dan cepat, dan saat itu teringat dengan bantal duduk yang pernah dibuat,” kenangnya.

Nadia pun mulai mencoba mengembangkan bisnis pembuatan bantal duduk itu sejak awal 2015, dimulai dengan membuat sebuah bantal duduk.

Karena sebelumnya sudah berbisnis bantal, ibu dua anak itu sudah memiliki banyak sisa kain dan isian bantal, sehingga dia hanya perlu mengeluarkan modal sekitar Rp 200 ribu untuk menambah koleksi kain katun dan benang.

Saat itu, dia hanya membuat sebuah bantal yang dijadikan sebagai contoh dengan ukuran 40 cm x 40 cm. Bantal buatannya tersebut diambil gambarnya kemudian diunggah ke akun Instagram @naokiizza.

Tidak disangka-sangka, ternyata respons dari para netizen pengguna Instagram cukup baik. Pesanan pembuatan bantal duduk pun mulai berdatangan satu per satu dan terus berlanjut hingga sekarang.

Karena semua bantal duduk dibuat berdasarkan pesanan, maka konsumen bisa dengan leluasa memilih bahan dan motif kain yang ingin digunakan. Pemesan juga bisa meminta ukuran dan aksesori apa yang ingin ditambahkan pada bantal duduknya.

“Semua bantal duduk bisa dibuat personal dan unik sesuai dengan keinginan pemesan,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Proses produksi semuanya masih dilakukan oleh Nadia sendiri, sehingga meskipun proses pembuatannya relatif mudah, tetapi konsumen harus antre dan melakukan pre-order dengan lama sekitar tiga-tujuh hari.

Dalam sebulan Nadia bisa mendapatkan pesanan hingga 200 bantal duduk. Jika permintaan meningkat, terkadang dia dibantu oleh ibu mertuanya agar semua pesanan bisa selesai tepat waktu.

Selain memproduksi bantal duduk dengan ukuran standar 40 cm x 40 cm yang dibanderol dengan harga Rp 40 ribu, sekarang dia juga memproduksi berbagai variasi bantal. Misalnya bantal ukuran 40 cm x 40 cm dengan tebal 8 cm seharga Rp 65 ribu, bantal bulat berdiameter 45 cm dan tebal 8 cm dengan harga Rp 70 ribu, dan bantal bentuk bunga berdiameter 45 cm dengan harga Rp 50 ribu.

“Saat ini omzet per bulan bisa mencapai Rp 12 juta dengan keuntungan sekitar 30 persen-40 persen,” katanya.

Nadia mengaku tidak memiliki strategi khusus untuk memasarkan produknya selain menggunakan akun media sosial. Dan ternyata, dari media tersebut audiensinya kebanyakan adalah para ibu muda yang senang mempercantik rumah.

“Untuk menyasar para ibu muda itu, saya mulai memperbanyak motif kain yang bertema shabby atau bunga-bunga yang banyak mereka sukai,” imbuhnya.

Selama menjalani bisnis ini, Nadia mengakui sangat terkendala oleh waktu dan tenaga karena semuanya masih dikerjakan sendiri. Untuk itu, sistem pre-order adalah salah satu strategi supaya dia bisa tetap menyesuaikan permintaan dengan kemampuan produksinya.

“Bila pesanan yang datang dirasa sudah terlampau banyak, pemesanan ditutup dulu,” imbuhnya.

Dalam waktu dekat, dia akan segera menambah tenaga kerja sehingga bisa mendukung rencana pengembangan bisnisnya untuk memproduksi stok bantal. Produk tersebut kemudian akan dipasarkan melalui website dan memanfaatkan reseller untuk memperluas pasar.

“Saya juga ingin memanfaatkan limbah kain perca supaya memiliki nilai jual,” ujarnya.

Dia melihat prospek bisnis dari pembuatan bantal duduk ini masih sangat menggiurkan, hal ini bisa dilihat dari mulai banyaknya kompetitor yang bermunculan dan menawarkan berbagai jenis bantal duduk.

Selain itu, bantal duduk ini juga memiliki banyak fungsi, selain berfungsi agar duduk lebih nyaman, dari segi estetika juga bisa digunakan sebagai dekorasi rumah, digunakan di kantor, bahkan di mobil, sehingga banyak dicari konsumen.

Karena konsumen sudah mulai diisuguhi berbagai macam pilihan, hal itu menjadi tantangan tersendiri untuk Nadia supaya tetap bisa menjadi pilihan utama konsumen. Caranya, dengan terus berinovasi dan tetap menjaga kualitas produk dan layanan.

BISNIS.COM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Wisatawan Bisa Belanja Cendera Mata Pasar Beringharjo Yogyakarta di Marketplace

8 hari lalu

Wisatawan berjubel di depan Pasar Beringharjo. Mereka masih menikmati Kota Yogyakarta pada awal tahun, Rabu, 1 Januari 2020. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Wisatawan Bisa Belanja Cendera Mata Pasar Beringharjo Yogyakarta di Marketplace

Pasar Beringharjo yang menjadi surganya wisatawan berburu produk kerajinan di Yogyakarta kini hadir di marketplace.


Pengertian Kerajinan Bahan Lunak, Contoh, dan Manfaatnya

8 hari lalu

Kerajinan bahan lunak. Foto: Canva
Pengertian Kerajinan Bahan Lunak, Contoh, dan Manfaatnya

Ketahui pengertian kerajinan bahan lunak. Beberapa contohnya seperti keramik, lilin, sabun, hingga polymer clay.


Pengertian Kerajinan Bahan Keras, Contoh, dan Manfaatnya

9 hari lalu

Kerajinan bahan keras. Foto: Canva
Pengertian Kerajinan Bahan Keras, Contoh, dan Manfaatnya

Ketahui pengertian kerajinan bahan keras, contoh, dan manfaatnya. Salah satu contohnya adalah kerajinan bahan kayu seperti patung hingga furnitur.


Handicraft Nasabah PNM Diserbu Pengunjung Tokyo Gift Show ke-98

14 hari lalu

Foto bersama nasabah PNM yang mengikuti pameran TokyoGiftShowke-98, Jumat, 4  September 2024. Dok. PNM
Handicraft Nasabah PNM Diserbu Pengunjung Tokyo Gift Show ke-98

Produk kerajinan yang diproduksi oleh nasabah PNM berasal dari berbagai daerah, yaitu; Bangka Belitung, Banyuwangi, Cirebon, Denpasar, Jambi, Lampung, Mataram, dan Yogyakarta.


Awal September, Ada Pesta Rakyat Sepanjang Pekan di Teras Malioboro Yogyakarta

18 hari lalu

Suasana di Teras Malioboro 1 Yogyakarta saat pagi hari. Tempo/Pribadi Wicaksono
Awal September, Ada Pesta Rakyat Sepanjang Pekan di Teras Malioboro Yogyakarta

Wisatawan tidak hanya sekadar bisa berbelanja berbagai cinderamata unik, namun juga bisa menikmati berbagai kuliner tradisional Yogyakarta.


BRI Dukung Kriyanusa 2024, Dorong UMKM Kerajinan Naik Kelas

21 hari lalu

Sejumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaan BRI hadir memamerkan sejumlah produk, yakni MINIMIZU dan Dannes Teakwood pada pameran Kriyanusa di Convention Center (JCC), 28 Agustus - 1 September 2024. Dok. BRI
BRI Dukung Kriyanusa 2024, Dorong UMKM Kerajinan Naik Kelas

Pameran Kriyanusa, sebuah ajang nasional untuk kerajinan dan seni kriya, kembali digelar dengan tema "Perajin Muda, Lestarikan Warisan Budaya" pada 28 Agustus hingga 1 September 2024 di Hall A dan Hall B, Jakarta Convention Center (JCC).


Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

27 April 2024

Kain tenun tembe mee Donggo  yang berusia puluhan tahun dan diwariskan turun-temurun (TEMPO/Akhyar M. Nur)
Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

Kain tenun Bima yang sudah ada sejak sebelum Islam masuk ke Bima ini memiliki ciri khas, misalnya warna hitam pada tenun Donggo.


PNM Sukses Berdayakan Nasabah Hingga Mengekspor Produknya

18 April 2024

PNM Sukses Berdayakan Nasabah Hingga Mengekspor Produknya

Nasabah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Unit Cempaka Banjarmasin, Salasiah, berhasil mengolah rumput purun menjadi berbagai produk yang fungsional seperti tikar, topi, dompet dan tas sebagai produk andalan.


Berawal Iseng jadi Rezeki, Desainer Kerajinan Perhiasan Bunga Kering Ini Raup Omzet Rp 800 Juta

4 Maret 2024

Pengusaha aksesori dari bunga kering, Korona 32 tahun di pameran Inacraft 2024 Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat pada Ahad, 3 Maret 2024. TEMPO/Desty Luthfiani
Berawal Iseng jadi Rezeki, Desainer Kerajinan Perhiasan Bunga Kering Ini Raup Omzet Rp 800 Juta

Berawal dari kecintaannya dengan bunga, desainer kerajinan ini membuat perhiasan dari bunga kering dan akhirnya bisa meraup omzet hingga ratusan juta.


Pameran Kerajinan Jiffina 2024 di Yogyakarta Digelar Empat Hari, Tebar Hadiah Voucher Hotel

3 Maret 2024

Jiffina 2024 digelar di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta 2-5 Maret 2024. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Pameran Kerajinan Jiffina 2024 di Yogyakarta Digelar Empat Hari, Tebar Hadiah Voucher Hotel

Event pameran kerajinan dan furniture internasional atau Jogja International Furniture & Craft Fair atau Jiffina kembali digelar di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta 2-5 Maret 2024.