Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Industri Kemasan Kardus Beromzet Ratusan Juta Rupiah

image-gnews
Seorang pekerja mengemas permen menggunakan kardus, sebelum dikirim ke konsumen. Ohio, Amerika Serikat, 3 Maret 2015. Lukas Sharrett /Getty Images
Seorang pekerja mengemas permen menggunakan kardus, sebelum dikirim ke konsumen. Ohio, Amerika Serikat, 3 Maret 2015. Lukas Sharrett /Getty Images
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kebutuhan atau kemasan produk yang setiap hari semakin meningkat, seiring bertumbuhnya jumlah wirausahawan di Indonesia menjadikan para pembuat kemasan khususnya kardus banyak dicari. Hal itu menjudi peluang bisnis yang besar juga menguntungkan.

Salah seorang pelaku usaha yang sudah melihat prospek bisnis ini sejak tiga tahun lalu adalah Fikry Kurniawan yang menerima pemesanan kardus kemasan untuk berbagai produk dan keperluan.

Pria asal Yogyakarta tersebut memulai bisnis jasa pembuatan kemasan kardus, diawali dari kebutuhannya sendiri sebagai penjual barang secara online. Karena sering memesan kardus, dia pun merasa ada peluang yang besar dari bisnis ini.

Bermodal kurang dari Rp 5 juta dan bekerja sama dengan seorang produsen kardus, dia pun menjajal peruntungan dari bisnis jasa pembuatan kardus kemasan.

Fikry menjalankan bisnis dengan kemampuannya mendesain, sehingga dia bisa menerima berbagai macam bentuk kemasan dan desain sablon yang diinginkan konsumen.

“Banyak kardus kemasan yang berkualitas baik, tetapi jarang diimbangi dengan desain dan model yang baik, padahal desain bisa menjadi daya tarik tersendiri dan memberi nilai tambah pada produk,” katanya.

Setidaknya, ada dua macam kardus yang diproduksi pria berumur 31 tahun itu, yakni kardus karton untuk mengemas berbagai macam barang, serta dus suvenir sebagai kemasan cendera mata.

Setiap kardus yang diproduksinya tersebut dibanderol mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 5.000 per buah, dengan minimal pemesanan 100 buah untuk model sederhana, dan 1.000 buah untuk model yang lebih kompleks.

“Kardus dengan model kotak biasa lebih murah, dibandingkan kardus dengan desain khusus, seperti yang membutuhkan lekuk, lipatan, atau lubang,” katanya.

Sementara itu, untuk proses pembuatannya membutuhkan waktu sekitar dua hingga tiga pekan sampai produk siap dikirim ke lokasi konsumen. Lama waktu tersebut juga ditentukan dari panjangnya antrean produksi kardus yang masuk ke tempatnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Agar bisnisnya lebih terarah, Rifky fokus memasarkan jasanya dengan model business-to-business (B2B). Dia bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan dari skala kecil dan menengah, sehingga pesanannya bisa lebih berkesinambungan.

Selain itu, Rifky juga menyediakan layanan tambahan berupa jasa pembuatan desain bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang belum memiliki desain atau logo untuk disablon dalam kemasannya.

Dari bisnis yang dipasarkan secara online melalui situs jualkardus.com tersebut, Rifky mengaku bisa meraup omzet hingga Rp 30 juta dalam sebulan. Jumlah tersebut berpotensi terus meningkat seiring dengan terus tumbuhnya permintaan.

Untuk memperluas pasar konsumen, dia pun berencana untuk mengembangkan produknya, mulai dari inovasi penggunaan bahan kardus, hingga pembuatan kemasan dalam model lain.

“Saya bercita-cita membuat one stop service untuk pembuatan kemasan, mulai dari penggunaan kardus, paperbag, hingga kantong plastik,” katanya.

Rifky mengaku jumlah pemain dalam bisnis ini sudah banyak, dan persaingan juga cukup ketat. Untuk itu, strategi yang bisa dilakukan agar tetap bisa mendapatkan pasar adalah dengan memaksimalkan pelayanan.

“Harganya tetap bersaing, karena tidak mungkin kasih harga yang lebih murah. Strateginya dengan memberikan pelayanan yang ramah dan cepat kepada konsumen,” paparnya.

BISNIS.COM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Australia Cabut Bea Masuk Kertas A4 Indonesia, Momentum Tingkatkan Ekspor

45 hari lalu

Alat berat melakukan bongkar muat batang pohon Eucalyptus yang merupakan bahan baku kertas di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa, 22 Agustus 2023. BPS mencatat, PDB industri kertas dan barang dari kertas, percetakan, dan reproduksi media rekaman tumbuh 2,22 persen (yoy) pada kuartal I/2023, dipicu oleh meningkatnya ekspor produk industri kertas. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Australia Cabut Bea Masuk Kertas A4 Indonesia, Momentum Tingkatkan Ekspor

Ekspor kertas A4 Indonesia ke Australia turun sejak pengenaan bea masuk anti dumping tersebut berlaku.


Bahan Baku Menipis, Industri Kertas Kembang Kempis

14 Februari 2020

Sejumlah murid membuat lukisan diatas kertas daur ulang yang terbuat dari puntung rokok di pabrik daur ulang di Votorantim, Sao Paulo, Brasil, 7 Maret 2017. REUTERS/Paulo Whitaker
Bahan Baku Menipis, Industri Kertas Kembang Kempis

Bahan baku industri kertas akan mulai langka pada Maret 2020, sehingga harganya menjadi sangat tidak kompetitif.


Sampah Plastik Banjiri Asia Tenggara Sejak Cina Menutup Pintu

18 Juni 2019

Petugas Dinas Kesehatan membersihkan ribuan jarum suntik limbah medis yang ditemukan di tepi jalan kawasan Jebres, Solo, Jawa Tengah, Selasa, 5 Maret 2019. Ribuan jarum suntik itu dibuang dengan kondisi terbungkus plastik di jalan KH Masykur. Foto: Bram Selo Agung
Sampah Plastik Banjiri Asia Tenggara Sejak Cina Menutup Pintu

Setidaknya ada empat kasus impor limbah sampah plastik ke Tanah Air sejak Januari 2018 hingga Juni 2019.


Penyelundupan Sampah Plastik Marak, Ini Langkah Bea Cukai

17 Juni 2019

Aktivis dari Koalisi Melawan Limbah menggotong tong berisi lumpur limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) saat unjuk rasa di Bandung, 28 April 2016. Aksi ini digelar dengan menumpahkan bukti pencemaran berupa lumpur limbah B3 industri tekstil. TEMPO/Prima Mulia
Penyelundupan Sampah Plastik Marak, Ini Langkah Bea Cukai

Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan melakukan tiga langkah utama untuk mencegah masuknya sampah plastik dari negara lain ke Indonesia.


Buntut Sampah Plastik Selundupan, Impor Kertas Diperketat

17 Juni 2019

Mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Kolektif Independen melakukan aksi damai saat peringatan Hari Bumi di Universitas Singaperbangsa, Karawang, Jawa Barat, Senin, 22 April 2019. Aksi tersebut digelar untuk mengkampanyekan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan plastik sekali pakai dan membuang sampah pada tempatnya. ANTARA
Buntut Sampah Plastik Selundupan, Impor Kertas Diperketat

Temuan penyelundupan sampah plastik dalam impor kertas bekas membuat pemerintah memutuskan untuk memperketat impor kertas bekas.


KLHK Minta Impor Kertas di Jalur Merah, Airlangga: Kurang Tepat

17 Juni 2019

Para pelajar mendaur ulang sampah kertas menjadi gunung di Sekolah Dasar Negeri Tanah Tinggi 1, Tangerang, Banten, 20 Februari 2016. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.
KLHK Minta Impor Kertas di Jalur Merah, Airlangga: Kurang Tepat

Menteri Perindustrian menilai kertas bekas bukan tergolong Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sehingga tidak tepat jika masuk ke jalur merah impor.


Kemenperin: Pengembangan Industri Pulp dan Kertas Jadi Prioritas

12 November 2018

Ketua HKI Sanny Iskandar (paling kiri) dan Direktur Enterprise & Business Service Telkom Dian Rachmawan (paling kanan) saat menandatangani Nota Kesepahaman tentang Penyediaan dan Pengembangan Layanan Telecommunication, Information, Media, Edutainment & Services (TIMES) disaksikan oleh Menteri Perindustrian  Airlangga Hartarto dan Sekjen HKI Rahmadi Nugroho di Jakarta, Kamis, 28 Juni 2018. (dok Telkom)
Kemenperin: Pengembangan Industri Pulp dan Kertas Jadi Prioritas

Kemenperin mengatakan industri pulp dan kertas perlu meningkatkan daya saing produknya sehingga bisa lebih kompetitif di pasar global.


Bungkus Kertas Lebih Baik dari Styrofoam? Simak Faktanya

20 November 2017

Petugas melakukan kampanye pelarangan penggunaan styrofoam untuk bungkus makanan dan minuman di Bandung, Jawa Barat, 14 Desember 2016. TEMPO/Prima Mulia
Bungkus Kertas Lebih Baik dari Styrofoam? Simak Faktanya

Styrofoam atau stirena adalah zat kimia yang terdapat dalam sejumlah makanan yang biasa dikonsumsi manusia, seperti stroberi, kopi, dan kacang.


APP Sinar Mas Suplai 60 Persen Kebutuhan Kertas Al-Quran Dunia

10 Juni 2017

Product Manager APP Citra Mulia dan Product Development Manager M. Ajidarmo memamerkan Al Quran berkertas halal produksi APP di Sinar Mas Land Plaza, Menteng, Jakarta, 9 Juni 2017. TEMPO/Aghniadi
APP Sinar Mas Suplai 60 Persen Kebutuhan Kertas Al-Quran Dunia

APP Sinar Mas kini menargetkan bisa bersaing dengan pemasok kertas halal untuk Al-Quran yang masih didominasi Jepang dan Korea.


Produsen Kertas Terpukul Tuduhan Praktik Dumping

28 Mei 2017

Pabrik kertas Leces. TEMPO/David Priyasidharta
Produsen Kertas Terpukul Tuduhan Praktik Dumping

Ameriksa Serikat dan Australia sudah memberlakukan proteksi dengan mengenakan bea masuk antidumping terhadap kertas asal Indonesia.