TEMPO.CO, Jakarta - Rupiah kembali menguat terhadap dolar Amerika untuk tiga hari berturut-turut meskipun data cadangan devisa tidak sesuai ekspektasi.
Di transaksi pasar uang hingga siang ini, rupiah bergerak menguat di kisaran Rp 12.900-12.980 per dolar Amerika.
Ekonom dari PT Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, menilai posisi cadangan devisa Maret 2015, yang turun ke US$ 111,6 miliar, dibanding bulan sebelumnya, sebesar US$ 115,5 miliar, tidak direspons negatif oleh pasar. "Posisi cadangan devisa saat ini masih cukup aman dan sudah dimaklumi oleh pasar."
Turunnya cadangan devisa ini dipicu kebutuhan dolar yang sangat tinggi di kuartal pertama, khususnya untuk pembayaran utang luar negeri dan pembayaran deviden. Selain itu, intervensi Bank Indonesia untuk menahan pelemahan kurs rupiah juga telah menggerus banyak devisa.
Sepanjang Maret 2015, nilai tukar rupiah melemah 1,09 persen, dan secara tahun kalender telah melemah 5,6 persen. Selain karena faktor kebutuhan dolar, di saat yang sama juga terjadi penarikan dana keluar dari pasar saham sebesar US$ 300 juta dan dari pasar obligasi sebesar Rp 4 triliun.
Menurut Lana, posisi cadangan devisa saat ini masih cukup untuk membiayai 6,9 bulan impor atau 6,6 bulan impor plus pembayaran utang luar negeri. Angka ini jauh di atas batas aman internasional yaitu tiga bulan impor. "Ini menunjukkan dari sisi ketahanan eksternal posisi kita masih kuat."
Mata uang regional variatif terhadap dolar AS. Yen melemah 0,08 persen, yuan melemah 0,01 persen, ringgit menguat 0,06 persen, dan won Korea melemah 0,11 persen.
PDAT | M. AZHAR