TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan ada beberapa hal yang bisa diteruskan oleh direksi perseroan seetelah dia mengundurkan diri. Emirsyah berharap pejabat penggantinya bisa meneruskan ekspansi Garuda, terutama pada rute-rute lokal. (Baca: Emirsyah: Mundur dari Garuda Soal Beda Bulan Saja)
Menurut Emirsyah, pengembangan rute domestik sudah masuk dalam perencanaan direksi pada masa kepemimpinannya. "Tidak perlu lagi memikirkan pendanaan. Pendanaan sudah cukup, tinggal eksekusi," ujar Emir setelah memenuhi panggilan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno, Kamis, 11 Desember 2014.
Emir menuturkan pencapaian Garuda secara internasional perlu ditingkatkan. Dia mengklaim Garuda merupakan maskapai terbaik ketujuh di dunia. Namun, perseroan masih kekurangan pesawat. Garuda, kata Emir, hanya memiliki 168 pesawat. "Dibanding maskapai negara tetangga, masih belum besar," ujarnya. (Baca: Mundur dari Garuda, Ini Pengakuan Emirsyah Satar)
Melalui program Quantum Leap, tutur Emirsyah, Garuda telah mengantisipasi pertumbuhan pasar penerbangan. "Indonesia negara kepulauan terbesar. Semakin makmur rakyat, pasti akan semakin sering terbang," kata Emir. Karena itu, Emir ingin pimpinan Garuda yang baru terus berinvestasi untuk mengembangkan Garuda. "Itu rencana sampai 2025. Kita lihat saja nanti."
Emir mendatangi kantor Kementerian BUMN setelah mengajukan surat permohonan pengunduran diri. Emir mengatakan pengunduran dirinya tidak perlu menunggu masa jabatannya berakhir pada Maret 2015.
NURIMANJAYABUANA
Berita Terpopuler
Busyro: Menteri Susi Adalah Siti Hajar Abad Ke-21
Busyro Sebut Menteri Susi 'Hadiah' dari Jokowi
Militer Intimidasi Pemutaran Film Senyap di Malang