TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi tak lebih dari 6 persen. "Pertumbuhan tahun ini 5,7-6 persen," ujarnya, Jumat, 14 Maret 2014. (baca: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Direvisi)
Prediksi Bank Indonesia (BI) yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di bawah 6 persen, kata Bambang, sebagai pertimbangan yang wajar dan rasional. "Tentunya downside dari upaya kita mendorong perekonomian tahun ini juga harus diperhatikan," kata Bambang.
Dia mengatakan, meskipun BI memprediksinya berada di bawah 6 persen, tapi pihaknya masih berupaya lebih agar dapat mencapai 6 persen. Menurut Bambang, pertumbuhan yang tidak mencapai 6 persen tersebut dikarenakan pertumbuhan konsumsi tidak tinggi dan ekspor sedikit terganggu. Pemerintah akan tetap berupaya mendorong investasi agar dapat mengganti perlambatan pertumbuhan ekonomi. (baca:Pemilu Sumbang Pertumbuhan Ekonomi 0,1 Persen)
"Kami mau dorong investasi karena investasi tahun lalu agak lambat. Nah, tahun ini mudah-mudahan investasi bisa menggantikan perlambatan, serta konsumsi dan ekspor tadi," katanya.
Bambang mengatakan perubahan target pertumbuhan ekonomi tidak akan banyak berpengaruh pada struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Besaran struktur APBN lebih dipengaruhi oleh harga minyak dunia, lifting minyak, dan nilai tukar rupiah.
MAYA NAWANGWULAN
Berita Terkait:
Inflasi Februari 2014 Turun
Budi Mulya: FPJP Century Sudah Dikembalikan ke BI
BI Nilai Pasar Keuangan Lebih Efisien