TEMPO.CO, Jakarta - Harga rata-rata minyak mentah Indonesia pada Oktober 2013 mencapai US106,39 per barel. Harga tersebut menurun sebesar US$ 3,3 per barel dari US$ 109,69 per barel pada September 2013. Tim Harga Minyak Indonesia Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memaparkan, penurunan harga minyak mentah Indonesia tersebut sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar internasional.
"Sejumlah faktor yang mendorong yakni melemahnya perekonomian dunia yang diindikasikan dengan penurunan perkiraan angka pertumbuhan perekonomian Amerika Serikat tahun 2013 sebesar 0,1 persen dari 1,7 persen," demikian kutipan siaran pers kementerian pada Kamis, 7 November 2013.
Penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi dipengaruhi melemahnya pasar perumahan AS dan ketidakpastian arah kebijakan fiskalnya. Penyebab lain adalah belum pulihnya tingkat pertumbuhan ekonomi negara-negara Eropa, khususnya Italia dan Spanyol.
Selain harga minyak mentah Indonesia, harga minas (sumatera light crude/SLC) juga menurun. Pada Oktober 2013 ini, harga dipatok US$ 108,35 per barel turun US$ 5,58 per barel dari harga US$ 113,93 per barel pada Sebtember 2013.
Penurunan harga minyak juga disebabkan perkiraan penurunan permintaan minyak mentah OPEC pada 2013 dibandingkan tahun sebelumnya, sebesar 0,5 juta barel menjadi 29,9 juta barel per hari. Selain itu, terjadi peningkatan produksi minyak mentah non-OPEC (Amerika Serikat, Kazakhstan, Brazil, dan Sudan Selatan) pada 2013 sebesar 1,1 juta barel per hari menjadi 54,7 juta barel per hari.
Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah juga dipengaruhi turunnya permintaan minyak mentah dari Jepang sebesar 0,1 juta barel per hari, yang disebabkan peningkatan penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik.
AYU PRIMA SANDI