TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Saut P Hutagalung menyatakan permintaan pasar internasional untuk ikan hias Indonesia semakin tinggi. Tahun lalu, kontribusi ekspor ikan hias Indonesia dalam neraca perdagangan perikanan mencapai 19.8 juta dollar AS.
Lima negara importir ikan hias terbesar adalah Singapura dengan nilai US $ 2,3 juta, Jepang US $ 2,2 juta, Amerika Serikat US $ 2 juta, Malaysia US $ 1,5 juta dan Hongkong sebesar US $ 2,9 juta. Selain itu, beberapa negara tujuan ekspor ikan hias lain adalah tujuan ekspor ke negara Belanda, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, dan Jepang. Hingga Oktober tahun ini, produksi ikan hias telah mencapai 834.060.990 ekor.
“Ikan hias merupakan salah satu komoditas andalan baru yang masih memerlukan upaya pengembangan yang lebih intensif di Indonesia, mengingat pasar internasional yang prospektif,” kata Saut rilis yang diterima Tempo, Ahad 9 Desember 2012.
Saut menyebut, tahun ini Kementerian menyokong pembudidaya ikan hias melalui program bantuan pengembangan usaha mina pedesaan (PUMP). Program ini menyasar sekitar 7.300 kelompok dengan alokasi sebesar Rp 604 miliar. “Fasilitas sarana dan prasarana pusat pengembangan dan pemasaran ikan hias pun telah disiapkan,” ujarnya.
Wilayah sentra produksi ikan hias Indonesia tersebar di 18 Provinsi di seluruh Indonesia, dengan sentra budidaya ikan hias terbesar terdapat di lima provinsi yakni, Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten dan D.I. Yogyakarta. Sedangkan sentra-sentra produksi ikan hias lainnya tersebar di 13 provinsi lainnya.
PINGIT ARIA