TEMPO.CO, Jakarta - Terdepresiasinya dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama dunia belum mampu dimanfaatkan oleh rupiah untuk menguat lebih jauh. Meningkatnya permintaan dolar AS dari korporat menjelang akhir bulan masih membebani pergerakan rupiah sehingga masih berada di atas 9.500 per dolar AS.
Pada transaksi di pasar uang hari ini, nilai tukar rupiah cukup stabil dan ditutup hanya menguat tipis 1 poin (0,01 persen) ke level 9.508 per AS. Rupiah ditransaksikan dalam kisaran 9.470 hingga 9.524 per dolar AS.
Mata uang Negeri Abang Sam sedikit melemah terhadap enam mata uang rivalnya. Hal ini terlihat dari indeks dolar AS terhadap mata uang utama dunia turun 0,148 poin (0,18 persen) ke level 82,344, hingga pukul 17.25 WIB.
Pengamat pasar uang dari PT Monex Investindo Futures, Appelles R.T. Kawengian, menilai apresiasi rupiah saat ini masih bersifat sementara karena kondisi global sedang tidak menguntungkan. “Meskipun sedikit menguat, tapi rupiah masih terbebani berbagai sentimen negatif dari krisis Eropa dan indikasi pelemahan ekonomi AS,” tuturnya
Naiknya data iklim konsumsi Jerman (GCC) di bulan Juni ke level 5,8 dibandingkan bulan sebelumnya 5,7 tidak mampu membawa sentimen positif bagi pasar Eropa. Apalagi krisis keuangan mulai memasuki babak baru setelah Moody’s kembali menurunkan peringkat utang 28 bank di Spanyol serta Siprus yang juga akan meminta dana talangan
Selain itu, turunnya harga minyak dunia ke kisaran US$ 79 per barel juga telah menurunkan nilai investasi di sektor komoditas. Akibatnya, investor cenderung menjauhi investasi yang dianggap berisiko, mereka mencari tempat yang aman dengan mengalihkannya dalam bentuk dolar sebagai safe haven. “Berbagai kondisi tersebut membuat dolar AS kembali perkasa,” tuturnya.
Selanjutnya, pasar akan mengamati pertemuan para pemimpin Uni Eropa yang akan membahas skenario penanganan krisis yang dijadwalkan pada 28-29 Juni mendatang. Namun, lesunya bursa saham dan tertekannya euro mengindikasikan bahwa pasar skeptis pertemuan tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang substantif untuk mengatasi masalah krisis utang kawasan.
PDAT | M AZHAR