TEMPO.CO, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk menyatakan kesiapannya untuk membayar utang kepada China Investment Corporation. Rencananya perseroan akan membayar utang sebesar US$ 60 juta pada kuartal keempat tahun ini.
"Kami berencana untuk membayar utang ke CIC sebesar US$ 600 juta pada Oktober ini," ujar Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources, Dileep Srivastava, di Balai Kartini, Jakarta, Senin, 7 Mei 2012.
Dia mengakui, pembayaran utang ini dua tahun lebih awal dari jangka waktu yang diberikan untuk pembayaran utang tahap kedua ini. Seharusnya, pinjaman ke CIC pada tahap kedua ini dapat dibayar pada 2014. "Sedangkan untuk tahap ketiga senilai US$ 700 juta, kami berencana membayarnya pada Oktober 2013," kata Dileep.
Dalam laporan keuangan per 31 Desember 2011, Bumi Resources memiliki kas dan setara kas sebesar US$ 69,09 juta. Adapun laba bersih yang diperoleh tahun lalu mencapai US$ 220,52 juta.
Di dalamnya tercatat utang jangka panjang perusahaan pertambangan milik Bakrie ini sebanyak US$ 3,01 miliar. Pinjaman Bumi Resources paling besar berasal dari China Investment Corporation (CIC).
Pada 18 September 2009, CIC melalui anak usahanya, Country Forest Limited, memberikan pinjaman sebesar US$ 1,9 miliar kepada Bumi Resources. Pinjaman itu terdiri dari tiga seri, yaitu fasilitas Commitment A sebesar US$ 600 juta yang akan jatuh tempo dalam waktu empat tahun, fasilitas Commitment B US$ 600 juta dengan jatuh tempo lima tahun, dan fasilitas Commitment C sebesar US$ 700 juta dengan jatuh tempo enam tahun sejak tanggal penarikan pinjaman.
Untuk pinjaman ini, perusahaan pun menjaminkan saham-saham di sejumlah anak usaha, yaitu PT Arutmin Indonesia, PT Kaltim Prima Coal, IndoCoal Resources Ltd., PT IndoCoal Kalsel Resources, PT IndoCoal Kaltim Resources, dan the original guarantors milik perusahaan dan original subsidiary guarantors.
Jumlah utang kepada CIC pun telah berkurang menjadi ke posisi US$ 1,3 miliar hingga 31 Desember 2011. Dengan pembayaran utang di tahun ini, berarti utang perseroan kepada CIC pun turun menjadi sebesar US$ 700 juta.
Dileep mengatakan, salah satu dana yang akan dipakai untuk pembayaran utang tahun ini, yaitu dari penjualan 20 persen saham PT Bumi Resources Minerals Tbk, anak usaha perseroan, yang akan dijual dengan mekanisme private placement. "Itu bisa berkontribusi kepada kebutuhan dana. Kami terbuka untuk menjalankan konsep tersebut. Saat ini kami tengah mencari strategic partner untuk itu," katanya.
Namun hingga saat ini, Dileep belum dapat mengatakan siapa saja pihak yang tertarik untuk membeli saham anak usaha Bumi Resources tersebut. "Saya tidak bisa berkomentar soal itu. Tetapi, saat ini sedang dalam pembicaraan yang cukup aktif dengan calon strategic partner itu," ujar Dileep.
SUTJI DECILYA