Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Darmin: Pengadaan Uang Tanggung Jawab Direktur

image-gnews
Bank Indonesia. TEMPO/Panca Syurkani
Bank Indonesia. TEMPO/Panca Syurkani
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Penjabat sementara Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, mengatakan bahwa pihak yang paling bertanggung jawab dalam pengadaan uang adalah Direktur Peredaran Uang dan Deputi Direktur Peredaran Uang Bank Indonesia. Tanggung jawab ini sesuai dengan standard operating procedure (SOP) pengadaan uang di bank sentral.

"Setelah kami lihat SOP-nya, yang paling bertanggung jawab adalah direktur," kata Darmin setelah rapat kerja dengan Komisi Keuangan dan Perbankan DPR di Jakarta, Rabu (2/6). Pernyataan Darmin berkaitan dengan laporan harian Australia, The Age, tentang pejabat senior BI yang telah menerima suap US$ 1,3 juta dalam pencetakan 500 juta lembar uang pecahan Rp 100 ribu.

Dalam laporan The Age edisi 24 Mei 2010 berjudul RBA Firm Agreed to Huge Bribe, suap berasal dari Securency International and Note Printing Australia, anak usaha Reserve Bank of Australia (RBA). Harian itu juga merilis dokumen korespondensi antara perwakilan RBA di Jakarta, Radius Christanto, dan Securency International and Note Printing Australia pada 1999.

Reserve Bank of Australia merupakan bank sentral sekaligus otoritas pencetak uang Australia, yang juga memberi jasa kepada bank sentral negara lain. Dalam korespondensi itu, Radius meminta sejumlah uang kepada Securency sebagai imbalan atas kesepakatan kontrak pencetakan uang berbahan plastik pecahan Rp 100 ribu bergambar Soekarno-Hatta.

Dalam proyek pencetakan uang sebanyak 500 juta lembar dengan nilai kontrak US$ 50 juta itu, Radius berperan sebagai broker atau perwakilan anak usaha RBA. Dokumen itu juga menyebutkan adanya aliran uang ke pejabat senior Bank Indonesia berinisial M dan S.

Menurut Darmin, semua pejabat di bank sentral yang memiliki inisial nama S dan M, yang memiliki kewenangan tentang pengadaan uang, sudah dipanggil. Dalam pemeriksaan yang sudah berlangsung, empat pejabat BI yang berkaitan dengan pencetakan uang membantah tuduhan suap. Bantahan telah disampaikan dalam pemeriksaan internal BI.

Berkaitan dengan bantahan mereka, Darmin mengatakan tidak bisa percaya begitu saja. "Sampai mereka bilang berani ngomong di depan publik dan mengancam mensomasi sumber itu," katanya. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengungkap dugaan suap ini.

Empat mantan pejabat BI yang memiliki kewenangan dalam pencetakan uang meminta Radius Christanto memberikan penjelasan kepada publik dalam waktu 24 jam pada akhir Mei lalu. "Jika tidak, kami mengajukan somasi dan menggugat," kata mantan Direktur Pengedaran Uang BI Herman Joseph Susmanto.

Menurut dia, pengadaan uang itu sudah sesuai dengan prosedur. Pengadaan dilakukan melalui penunjukan langsung dengan perbandingan dari beberapa bank sentral negara tetangga, yakni Selandia Baru, Australia, dan Kanada. BI perlu mencetak uang pecahan Rp 100 ribu karena kekurangan uang kartal pada 1998.

Untuk mengatasi kekurangan tersebut, BI mencetak uang kertas di luar Peruri, yang sedang kelebihan kapasitas. Adapun uang pecahan Rp 50 ribu bergambar mantan Presiden Soeharto dicetak di De La Rue, Singapura. Tapi masyarakat yang sedang dilanda euforia reformasi mengalami sentimen anti-Orde Baru dengan menolak uang bergambar Soeharto.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Situasi ini mengharuskan BI menerbitkan mata uang baru pecahan Rp 100 ribu bergambar proklamator Bung Karno dan Hatta dengan bahan polimer, karena harga bahan kertas meningkat tajam. Selain itu, uang kertas dinilai banyak dipalsukan serta berusia lebih pendek. "Karena itu kami siap memberikan keterangan kepada yang berwajib, baik dari Australia maupun Indonesia," kata Herman.

Herman juga membantah kabar Radius menjadi penghubung Securency dengan Bank Indonesia. "Kami sama sekali tidak lewat dia," katanya. Tapi dia mengaku mengenal Radius sebagai agen TNT, yakni mesin hitung uang buatan Jerman. "Selama saya menjabat, BI tidak pernah beli alat dari dia," kata Herman, yang mengaku tidak tahu siapa pejabat berinisial S dalam tulisan The Age.

Sementara itu, Radius--bos PT Askomindo Dinamika--mengatakan dirinya tidak terlibat dalam kesepakatan pencetakan uang pecahan Rp 100 ribu antara Bank Indonesia dan Securency International and Note Printing Australia, anak perusahaan RBA.

Menurut Radius, Bank Indonesia dan Securency melakukan kesepakatan secara langsung. Dia juga membantah kabar Askomindo merupakan perwakilan unit usaha RBA di Indonesia, seperti yang ditulis The Age. "Askomindo hanya berperan sebagai konsultan dalam bisnis pencetakan uang," kata dia melalui surat elektronik yang dia kirim kepada Tempo di Jakarta, Rabu (2/6).

Selain itu, Radius membantah menjanjikan suap dan menyuap pejabat Bank Indonesia. Dia mengatakan sangat menghargai integritas tim tender pencetakan uang Bank Indonesia serta meyakini proses pengadaan dilakukan sangat independen dan profesional. "Tim tender telah mengikuti peraturan tender yang ada secara benar," katanya.

Klarifikasi ini, kata Radius, dia kirimkan ke sejumlah media, seperti Tempo, Kompas, Detik (Indonesia), serta The Sydney Morning Herald dan The Melbourne Age (Australia). Klarifikasi serupa juga dia kirimkan kepada Reserve Bank of Australia dan Securency sebagai anak usaha RBA.

FAMEGA SYAVIRA | AGUS SUPRIYANTO | GRACE S. GANDI | ARIF FIRMANSYAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 jam lalu

Seorang pengrajin membuat tenun dalam rangkaian acara Festival Rimpu Mantika di Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu, 27 April 2024 (TEMPO/Akhyar M. Nur)
Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.


Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.


BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

1 hari lalu

BRI dan Alipay. foto/bri.co.id dan global.alipay.com
BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.


Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

1 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersiap memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur tambahan di kantor pusat BI, Jakarta, 30 Mei 2018. Bank Indonesia memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7-days repo rate 25 basis poin menjadi 4,75 persen untuk mengantisipasi risiko eksternal terutama kenaikan suku bunga acuan kedua The Fed pada 13 Juni mendatang. TEMPO/Tony Hartawan
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.


Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 hari lalu

Ilustrasi Kredit Perbankan. shutterstock.com
Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.


BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

2 hari lalu

Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Panca Syurkani
BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).


BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

2 hari lalu

Pemandangan gedung bertingkat di antara kawasan Sudirman Thamrin, Jakarta, Selasa, 21 November 2023. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2023 tercatat 4,94 persen year on year (yoy). Angka tersebut turun dari kuartal sebelumnya mencapai 5,17 persen yoy, atau lebih rendah dari yang diperkirakan. TEMPO/Tony Hartawan
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.


BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

3 hari lalu

Surat Utang Negara adalah surat berharga berupa surat pengakuan utang yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh pemerintah. Berikut ulasannya. Foto: Canva
BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.


Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

5 hari lalu

Sebuah truk melintas di antara peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat 18 Agustus 2023. Pemerintah merencanakan pendapatan negara sebesar Rp2.781,3 triliun, yang terdiri dari penerimaan perpajakan Rp2.307,9 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp473,0 triliun, serta hibah sebesar Rp0,4 triliun. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.


Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

5 hari lalu

Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images
Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.