TEMPO Interaktif, Semarang - Jadwal operasi atau commercial operation date (COD) proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sluke Rembang baru bisa dilakukan sekitar akhir April 2010. Jadwal ini mundur dari target yang ditetapkan dalam perjanjian kontrak. "Seharusnya mulai Desember 2009 sudah harus bisa dioperasikan," kata dia Direktur Proyek Pembangunan PLTU Sluke Suliyanto Hari Poerwono, Senin (4/1).
Sebelum beroperasi, serangkaian uji harus dilakukan. Mulai 6 Januari, PLTU Rembang akan melakukan pembersihan pipa-pipa boiler dengan uap bertekanan tinggi. "Proses ini akan berlangsung selama kurang lebih 3 pekan," kata Hari. Setelah itu tahap restorasi pipa-pipa untuk steam blow digantikan dengan pipa permanen dengan durasi sekitar satu pekan.
Proses berikutnya, ia melanjutkan, sinkronisasi tahap pertama pada 5 Februari, dan reliability running pada 25 Pebruari 2010 selama 30 hari. "Setelah berhasil dilakukan maka dilanjutkan dengan persiapan performance test selama 5 hari," katanya. Tahapan ini akan berlangsung dimulai 6 April 2010, dan performance test pada 13 April hingga 21 April.
PT PLN akan meneliti apakah ada kesalahan kontraktor yang mengakibatkan pengoperasian PLTU Rembang menjadi terlambat. Sesuai dengan perjanjian, PLN bisa menjatuhkan denda 0,5 persen setiap pekan dari nilai kontrak. Namun total denda itu tidak boleh lebih dari 10 persen.
PLTU Rembang ini memiliki kontrak senilai 338,8 juta dolar AS dan Rp 2,474 triliun yang ditandatangani pada 21 Maret 2007 bersama dengan konsorsium perusahaan asal Malaysia, yaitu Zelan dan Tronoh yang bermitra dengan PT Priamanaya. Pembangkit ini termasuk ke dalam proyek percepatan pembangkit berbahan bakar batu bara 10.000 megawatt. PLTU Rembang 2 x 315 mega-watt berlokasi di Kecamatan Sluke, sekitar 20 kilometer Timur Kota Rembang.
Baca Juga:
ROFIUDDIN