TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). Upaya ini, kata dia, tidak terlepas dari kesadaran akan perubahan iklim yang terus terjadi.
Erick mengatakan Indonesia memiliki peluang untuk melakukan transisi energi. “Panas bumi kita potensinya mencapai 24 gigawatt dan saat ini pemanfaatannya baru 2,4 gigawatt. Hydro bisa sampai 95 gigawat dan hari ini baru 6,6 gigawatt,” ujar Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Selasa, 29 November 2022.
Baca: PLN Gandeng Surveyor Indonesia Tingkatkan Penggunaan Produk Dalam Negeri
Karena itu, Erick mengatakan transformasi Perusahaan Listrik Negara atau PLN terus dijalankan untuk mendukung percepatan transisi energi. Di antaranya melalui holding dan subholding. Holding PLN, kata dia, fokus pada transimisi dan retail.
“Subholding, beyond KWh atau di luar kelistrikan. Tapi ada kabel-kabel yang bermanfaat untuk ekonomi digital Indonesia yang bisa mencapai 4.500 triliun pada 2030. Jadi kita coba lakukan intervensi seperti itu,” ujar Erick.
Erick juga mengatakan pihaknya melakukan spin off dari subholing power atau geothermal. “Dan disitu ada batu bara. Artinya, transisi power ini suka nggak suka kita akan ke sana. Tapi catatannya, bagaimana transisi dari kondisi yang hari ini oversupply dan juga soal bentuk biaya pemulihan yang transparan,” kata Erick.
Baca Juga: PLN Targetkan Pasokan Listrik untuk Kereta Cepat Selesai Juni 2023
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.