Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bank Indonesia Kalah Wibawa di Mata Perbankan

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Lambatnya penurunan suku bunga kredit bank membuat Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia MS Hidayat menilai fungsi intermediasi perbankan tak berjalan. Menurut dia, sepanjang semester satu tahun ini, bank meraup laba besar karena menempatkan dananya di Surat Utang Negara dan Sertifikat Bank Indonesia, bukan mengucurkan kredit bagi sektor riil sebagaimana mestinya.

"Perbankan seharusnya bisa diatur sehingga ada keberpihakan kepada sektor ekonomi seperti usaha kecil dan menengah," ujarnya saat ditemui di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Jumat (14/8).

Lambatnya penurunan bunga kredit meski tingkat suku bunga acuan bank sentral (BI Rate) telah turun 3 persen sejak Desember 2008 dianggapnya pertanda Bank Indonesia kehilangan kewibawaan. "BI Rate harusnya jadi acuan untuk lending rate (suku bunga kredit), itu berlaku di seluruh dunia," tuturnya. "Kalau BI Rate tidak menjadi acuan, BI menjadi tidak berwibawa karena tidak bisa mengatur perbankan."

MS Hidayat berpendapat Bank Indonesia seharusnya bisa mematok suku bunga perbankan agar seiring dengan pergerakan suku bunga acuan bank sentral. Tapi pemerintah dimintanya ikut berkoordinasi dengan perbankan. "Jangan terlalu banyak terbitkan Surat Utang Negara dengan yield (imbal-hasil) yang tinggi," ucapnya.

Ketua Komisi Keuangan dan Perbankan Ahmad Hafiz Zawawi mengungkapkan hal serupa. Secara perundang-undangan atau peraturan Bank Indonesia, bank sentral dipandang bisa mematok suku bunga bank. Sementara pemerintah pun harus menahan diri dalam melansir surat utangnya. "Jangan terlalu tinggi hormon untuk menutup defisit dengan penerbitan Surat Utang Negara," kata dia.

Bank sentral sendiri masih belum mau menjelaskan langkah kongkrit apa yang bakal diambil untuk mempercepat penurunan bunga kredit. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Darmin Nasution berujar, pihaknya bakal segera mengundang perbankan dan pemerintah untuk mencari jalan keluar untuk masalah ini. Saat ditanya langkah apa yang bakal dilakukan, Darmin menjawab, "Ya nantilah, kami duduk bersama-sama dulu."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun perihal desakan agar bank sentral membuat peraturan untuk memaksa perbankan lebih cepat menurunkan bunganya, menurut Darmin, harus ditimbang masak-masak. "Segala langkah dan keputusan itu ada indikasinya," kata dia.

Ia menambahkan, tak setiap penanganan masalah harus diatasi dengan melansir peraturan baru. "Biarlah kita duduk bersama dengan pemerintah dan perbankan untuk mencari jalan keluar yang efektif tapi dampaknya tidak berbahaya," ucapnya.

BUNGA MANGGIASIH | RIEKA RAHADIANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 jam lalu

Pengunjung melihat layar pergerakan Index Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa 16 April 2024. IHSG ambruk di tengah banyaknya sentimen negatif dari global saat Indonesia sedang libur Panjang dalam rangka Hari Raya Lebaran 2024 atau Idul Fitri 1445 H, mulai dari memanasnya situasi di Timur Tengah, hingga inflasi Amerika Serikat (AS) yang kembali memanas. TEMPO/Tony Hartawan
Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.


Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

21 jam lalu

Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images
Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.


Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

1 hari lalu

Pengunjung melihat layar pergerakan Index Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa 16 April 2024. IHSG ambruk di tengah banyaknya sentimen negatif dari global saat Indonesia sedang libur Panjang dalam rangka Hari Raya Lebaran 2024 atau Idul Fitri 1445 H, mulai dari memanasnya situasi di Timur Tengah, hingga inflasi Amerika Serikat (AS) yang kembali memanas. TEMPO/Tony Hartawan
Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.


Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Seorang pengrajin membuat tenun dalam rangkaian acara Festival Rimpu Mantika di Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu, 27 April 2024 (TEMPO/Akhyar M. Nur)
Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.


Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.


Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.


BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI dan Alipay. foto/bri.co.id dan global.alipay.com
BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.


BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar
BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.


BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

3 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.


Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersiap memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur tambahan di kantor pusat BI, Jakarta, 30 Mei 2018. Bank Indonesia memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7-days repo rate 25 basis poin menjadi 4,75 persen untuk mengantisipasi risiko eksternal terutama kenaikan suku bunga acuan kedua The Fed pada 13 Juni mendatang. TEMPO/Tony Hartawan
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.