"Tapi, ini kan sudah sampai ke titik temunya. Saya pikir tidak ada masalah. Akhirnya kan sudah keluar Rp 16 ribu itu ya," tuturnya.
Menurut David, dinamika saat ini saling beririsan atau cross-section antara kondisi The Fed, geopolitik, serta Pemilu AS. Tiga hal ini, kata dia, harus benar-benar dicermati karena semuanya penuh ketidakpastian.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan proyeksi rupiah di kisaran Rp 15.300 hingga Rp 15.700 per dolar AS sesuai dengan kondisi fundamental RI saat ini. “Tentu saja dengan asumsi tidak ada kondisi geopolitik atau kondisi lain yang bisa memberikan tekanan-tekanan pada nilai tukar pada 2025,” katanya dalam rapat dengan Komisi XI DPR di Senayan, Jakarta Pusat Rabu, 28 Agustus 2024.
Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan volatilitas global masih membayangi perekonomian Indonesia, sehingga prediksi nilai tukar pun dikoreksi. “Meskipun month-to-date terjadi apresiasi rupiah sebesar 5 persen, sehingga sekarang pada level di bawah 16.000,” kata bendahara negara itu di DPR.
Menurut Sri Mulyani, target tersebut menunjukkan kehati-hatian pemerintah. Proyeksi nilai tukar juga akan berdampak pada postur baik penerimaan, belanja dan pembiayaan. “Maka, kami mencari titik yang bisa menjaga fiskal dan memberi ruang fiskal dan moneter terjaga,” ujar Sri Mulyani.
ILONA ESTHERINA
Pilihan Editor: 5 Karyawan BEI yang Terima Suap Loloskan IPO Dipecat, Sejauh Mana Keterlibatan OJK?