TEMPO.CO, Jakarta - Kongres ke-6 Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel Kempinski Jakarta, Sabtu, 24 Agustus 2024 dihadiri presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto. Dalam acara tersebut, Prabowo menyampaikan beberapa hal. Salah satunya perihal izin tambang oleh ormas keagamaan yang dianggap berjasa pada negara.
Sebelumnya izin tambang kepada ormas keagamaan telah diberikan oleh Presiden Joko Widodo. Saat ini sejumlah ormas keagamaan besar seperti NU dan Muhammadiyah menyatakan bersedia menerima Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang ditawarkan pemerintah, meski mereka menuai banyak kritik dari publik. Prabowo beranggapan Keputusan Presiden Jokowi dalam pemberian izin ini berguna agar kekayaan serta asset negara bisa dinikmati seluruh rakyat Indonesia.
"Kalau memang harus diberi izin-izin tambang, konsesi-konsesi, apa salahnya. Kalau diberikan kepada mereka-mereka yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia,"ujar Prabowo.
Menurut Prabowo, kelompook-kelompok keagamaan tersebut juga turut memberikan kontribusi mereka bagi rakyat Indonesia. Misalnya dengan pendirian sekolah, pesantren, universitas, dan rumah sakit.
"Apa salahnya kita memperkuat ekonominya, orang-orang yang cinta rakyat dan cinta Tanah Air, apa salahnya?," kata dia.
Melansir dari majalah.tempo.co, sebelumnya Pimpinan Pusat Muhammadiyah meminta waktu untuk mengkaji urusan tersebut. Pada akhirnya tawaran dari Presiden Joko Widodo mereka iyakan.
Keputusan itu tertuang dalam rapat pleno Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta pada 13 Juli 2024. Adapun forum tersebut dikatakan dihiasi dengan banyak protes lantaran keputusan pengurus dianggap bertentangan dengan fatwa Majelis Hukum dan Hak Asasi Muhammadiyah pada 11 Mei 2024, yang menyatakan pemberian izin usaha tambang secara langsung tanpa lelang merupakan pelanggaran terhadap Undang-Undang Pertambangan Mineral dan Batubara sekaligus rawan korupsi.
Faktnya, sejumlah pengurus di beberapa daerah juga menolak tawaran izin tambang, karena dianggap mengancam kelestarian linhkungan. Bahkan beberapa pengurus juga dikatakan mendapatkan dampak langsung dari perambangan tersebut.
Sebelum Muhammadiayah, Pengurub Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU terlebih dahulu menerima tawaran pengelolaan tambang ini yang diduga erat kaitannya dengan balas jasa politik pada pemilihan umum lalu.
Selain isu tambang, Prabowo juga bicara banyak di acara tersebut. Salah satunya perihal isu kekuasaan, juga hubungannya dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Prabowo menepis isu yang menuding soal keretakan hubungannya dengan Jokowi. "Ternyata Prabowo dan Jokowi sudah retak, retak di mana retaknya? Selalu mau adu domba," kata Prabowo pada Sabtu, 24 Agustus 2024.
Prabowo bercerita hubungannya dengan Jokowi dulu memang seperti dua kubu. Jokowi pernah menjadi lawan politik Prabowo saat Pilpres 2014 dan 2019. Pada masa-masa itu, Prabowo kalah dua kali dari Jokowi. Namun, Prabowo mengungkap saat ini mereka bisa bekerja sama. Menurut Prabowo, dia telah melihat kinerja Jokowi dari dekat dan mengakuinya.
MICHELLE GABRIELA | KARUNIA PUTRI | AISYAH AMIRA WAKANG
Pilihan Editor: Prabowo Masih Ungkit Lagi Soal Nilai 11 dari 100 yang Dulu Diberikan Anies Baswedan, Terakhir di Kongres PAN