TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan meninjau persiapan infrastruktur jelang perayaan upacara HUT Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia (RI) di Ibu Kota Nusantara atau IKN.
“Peringatan upacara detik-detik proklamasi sekaligus menghadiri sidang kabinet paripurna tahun ini digelar dengan cara yang sedikit berbeda, yakni berlangsung di dua tempat, Jakarta dan IKN,” kata Luhut melansir unggahan di akun Instagram @luhut.pandjaitan, Minggu, 11 Agustus 2024.
Menurut dia, pembangunan infrastruktur di IKN cukup signifikan seperti pembangunan jalan dan objek vital nasional misalkan bandara dan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP). “Terus dipersiapkan dengan matang,” ujarnya.
Luhut bertolak ke IKN guna memastikan seluruh elemen utama dan pendukung saat upacara mampu menampung semua peserta. Ia memperkirakan ada 2.800 orang sebagai tamu undangan yang akan menghadiri agenda upacara kemerdekaan pada pagi dan sore hari itu.
“Besarnya optimisme yang menyelimuti persiapan HUT kemerdekaan di IKN sebagai pertanda baik, yang akan membawa bangsa memasuki era transformasi yang akan berkelanjutan menuju cita-cita Indonesia yang maju dan berdaya saing,” ujar Luhut.
Sebelumnya, pemerintah memutuskan menghentikan sementara pembangunan IKN. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat ditemui di Kabupaten Bogor, Jawa Barat 9 Juli lalu, mengatakan pembangunan IKN akan ditangguhkan pada 10 hingga 17 Agustus 2024 dengan tujuan agar lokasi upacara bersih dari debu dan kotoran.
"Tanggal 10 Agustus semua Paskibraka sudah bergerak ke sana. Makanya tanggal 10 Agustus, saya hentikan semua pekerjaan, yang membutuhkan mobilitas di luar patching plan segera berhenti, karena saya bersihkan dulu kawasannya," kata Basuki seperti yang dilansir dari Antara.
Basuki melanjutkan bahwa proyek yang dihentikan hanya pada kawasan luar ruangan, untuk bagian dalam interior tetap dikerjakan.
Pilihan Editor: Dukung Penggunaan AI untuk Penertiban BBM Subsidi, Luhut: Hemat Anggaran Rp 50 Triliun