TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai Indonesia AirAsia meresmikan penerbangan internasional terbaru yang menghubungkan Denpasar, Bali menuju Kota Kinabalu, Sabah. Rute ini beroperasi dengan frekuensi terbang sebanyak 3 kali dalam seminggu yaitu Rabu, Jumat dan Minggu.
Direktur Utama Indonesia AirAsia, Veranita Yosephine Sinaga mengatakan, rute ini menjadi rute kedua yang terkoneksi dengan Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia setelah rute Jakarta - Kota Kinabalu yang telah diresmikan sebelumnya pada bulan Februari lalu.
“Rute terbaru ini kami harapkan dapat menambah peluang kerjasama Indonesia dan Malaysia untuk memaksimalkan potensi wisata dan ekonomi di masing-masing negara," ujar Veranita dalam keterangan tertulis, Sabtu 10 Agustus 2024
Menurut Veranita, Bali merupakan hub terbesar kedua AirAsia setelah Jakarta yang melayani penerbangan ke Kuala Lumpur, Perth, Bangkok dan Singapura. "Kami berharap rute ini dapat menjadi alternatif wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali untuk melanjutkan perjalanannya ke Kota Kinabalu, yang berada di Sabah, Malaysia,” ucapnya.
Veranita, menambahkan sejak dibukanya rute Jakarta-Kota Kinabalu pada Februari lalu, antusiasme penumpang terhadap rute ini cukuplah tinggi. Tercatat dari Februari hingga Mei 2024, tingkat keterisiannya mencapai lebih dari 94 persen.
“Kami berharap dapat mengulang kembali kesuksesan pada rute sebelumnya menuju Kota Kinabalu, Malaysia. Melalui peresmian penerbangan ini, kami siap menyambut wisatawan Kota Kinabalu untuk menikmati Bali dan destinasi menarik lainnya di Indonesia melalui penerbangan langsung dari Bali menuju Labuan Bajo, Kupang dan Lampung,” ujar Veranita.
Peresmian penerbangan Indonesia AirAsia rute Denpasar - Kota Kinabalu QZ 590 pada Jumat 9 Agustus 2024 kemarin, dihadiri oleh Kepala Kantor Otoritas Bandara Wil IV Bali Agustinus Budi Hartono dan jajaran, General Manager Angkasa Pura I Ngurah Rai Handy Heryudhitiawan dan jajaran, General Manager Airnav Cabang Bali Suryadi Joko dan jajaran dan Komandan Lanud I Gusti Ngurah Rai Bali - Kolonel Pnb Agni Prayogo.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS), selama tahun 2023 wisatawan asal Malaysia menduduki posisi pertama sebagai wisatawan mancanegara terbanyak yang mengunjungi Indonesia dengan total 16,28 persen atau sebanyak 1,901,242 wisatawan.
Begitu pun dengan Indonesia, berdasarkan data dari Departemen Imigrasi Sabah, Malaysia pada tahun 2023, wisatawan mancanegara asal Indonesia juga menduduki peringkat ketiga atau sebanyak 91,917 wisatawan yang mengunjungi Sabah.
Menteri Pariwisata, Kebudayaan, dan Lingkungan Sabah, Datuk Christina Liew, mengatakan, ini adalah kemajuan besar lainnya bagi Industri Pariwisata Sabah. Dia menekankan bahwa Indonesia adalah pasar fokus penting di kawasan ASEAN, dan melalui penerbangan tambahan dari Indonesia setelah Jakarta ini, pasti akan meningkatkan koneksi dan mempromosikan akses yang lebih mudah ke Sabah.
"Ini juga akan mempererat hubungan ekonomi dan persahabatan antara kedua negara dalam hal pariwisata, perdagangan, serta pertukaran budaya," kata Christina.
AirAsia, kata Christina, adalah mitra maskapai yang kuat dengan Sabah Tourism Board. Bekerja sama dengan pemerintah Sabah, kata dia, maskapai ini untuk menambah lebih banyak penerbangan langsung ke Sabah, yang membantu membangun posisi Sabah sebagai tujuan liburan yang diunggulkan.
"Bali adalah destinasi yang berkembang pesat, dan rute ini juga membuka jalan untuk mengakses pasar fokus lain bagi Sabah, yaitu Australia, karena para wisatawan dari negara tersebut berpotensi mencapai Sabah melalui Bali. Hal ini membuka peluang untuk menjalin kerjasama lebih lanjut dengan AirAsia dalam meraih pasar ini," ujar Christina.
Chief Executive Officer dari Sabah Tourism Board (STB) Julinus Jeffery Jimit mengatakan, lebih dari 90 persen kedatangan ke Sabah dilakukan melalui udara, ada permintaan perjalanan yang signifikan pasca pandemi baik untuk domestik maupun internasional ke Sabah.
"Kami percaya konektivitas penerbangan akan terus meningkat oleh maskapai lokal dan asing ke Sabah. Ini bagus untuk menjaga ekosistem industri pariwisata yang dinamis di Sabah," kata Julinus.